Harga Kedelai Menguat, Tempe-Tahu akan Mahal sampai Mei 2021

- 11 Januari 2021, 18:10 WIB
Pekerja membuat tempe di sentra perajin tempe Sanan, Malang, Jawa Timur, Senin (4/1/2021). Perajin tempe setempat berupaya mengurangi kerugian akibat melonjaknya harga kedelai impor dari Rp.6.750 menjadi Rp.9.100 per kilogram dengan memperkecil ukuran tempe yang dijual.
Pekerja membuat tempe di sentra perajin tempe Sanan, Malang, Jawa Timur, Senin (4/1/2021). Perajin tempe setempat berupaya mengurangi kerugian akibat melonjaknya harga kedelai impor dari Rp.6.750 menjadi Rp.9.100 per kilogram dengan memperkecil ukuran tempe yang dijual. /Portal Surabaya/Antarafoto/ Ari Bowo

WARTA SAMBAS RAYA – Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyebutkan bahwa harga kedelai di pasaran masih akan menguat sampai akhir Mei 2021 dan diperkirakan baru akan membaik pada Juni 2021.

Seperti diketahui, harga kedelai yang dibeli perajin tahu tempe dari para importir mengalami lonjakan. Berdasarkan data Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indoensia (Gakoptindo), harga kedelai melonjak hingga Rp9.300-9.800 per kg, dari kisaran harga normal Rp6.000-Rp7.000 per kg.

"Kedelai ini harganya akan menguat terus mungkin sampai akhir Mei 2021. Kami baru melihat bahwa harga, karena memang hasil daripada crop di tahun 2021 ini dinyatakan baik dan Brazil akan kembali produksi lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya," kata Mendag Muhammad Lutfi dalam konferensi pers secara virtual di Jakarta, Senin 11 Januari 2021, dilansir dari Antara.

Baca Juga: Dua Hari Terakhir, Stok Tahu dan Tempe Lenyap di Pasaran

Lutfi menyampaikan bahwa tingginya permintaan kedelai di pasar global, serta produksi yang menurun menjadi penyebab utama melambungnya harga kedelai.

Gangguan cuaca yang menimpa negara Amerika Latin, seperti Brazil dan Argentina turut berdampak pada produksi kedelai. Selain itu, Argentina juga mengalami aksi mogok kerja di sektor distribusi dan logistik.

China yang menjadi negara importir terbesar kedelai juga meningkatkan jumlah permintaannya dari 15 juta ton menjadi 28 juta ton untuk pakan ternak babi kepada Amerika Serikat.

Oleh karena itu, tingginya harga kedelai yang turut berdampak pada perajin tahu tempe, kata Lutfi, harus dipahami mengingat 90 persen kedelai Indonesia dipenuhi lewat impor.

Lutfi menambahkan bahwa mekanisme tata niaga kedelai tidak lagi diatur oleh Kementerian Perdagangan sejak 2013. Namun demikian, Kemendag akan menjembatani antara importir kedelai, perajin dan pedagang tahu tempe, jika terjadi kenaikan harga.

Baca Juga: Ini Alasan Indonesia Bergantung pada Kedelai Impor…

"Saya berjanji sama koperasi bahwa setiap akhir bulan atau menjelang akhir bulan, Kementerian Perdagangan akan membantu mereka untuk memberikan estimasi harga wajar tahu dan tempe. Pada hari ini ketemu harga wajar adalah Rp15.000, kalau di kemudian hari ketika harga akan naik, kami akan mengumumkan pada pasar berapa harga yang wajar untuk tahu dan tempe," kata Lutfi.***

Nb: Untuk mengetahui berita seputar kilas balik atau kaleidoskop 2020 dan peruntungan di tahun 2021 (shio kerbau), dapatkan informasinya di Warta Sambas Raya yang akan selalu menjadi referensi informasi terkini bagi Anda.

Editor: Suryadi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x