Polusi Bisa Bikin Penis Manusia Mengecil, Dr Shanna: Mengancam Jumlah Sperma di Masa Depan

28 Maret 2021, 18:02 WIB
Ilustrasi kemaluan pria /Pixabay/derneuemann

WARTA SAMBAS - Dr Shanna Swan, ahli bidang kedokteran lingkungan dan kesehatan masyarakat di Rumah Sakit Mount Sinai, New York City menemukan fakta penis manusia menyusut akibat paparan polusi.

Dilansir dari News Sky, temuan ini untuk memperkuat penelitian sebelumnya dilakukan di Italia pada 2017. Temuan terbarunya ditulis Dr Shanna Swan dalam buku yang berjudul Count Down.

Dr Swan mengatakan kekhawatirannya jika polusi di dunia tidak dikendalikan, maka di masa depan hal tersebut akan mengancam jumlah sperma, mengubah perkembangan reproduksi pria dan wanita, dan membahayakan umat manusia.

Baca Juga: Pernah Alami Sakit Angin Duduk, Pamungkas : Seperti akan Dijemput yang Maha Kuasa

Kekhawatiran itu berdasarkan fakta ditambah juga dengan temuan bahwa bahan kimia yang disebut ftalat menyebabkan bayi manusia lahir dengan alat kelamin yang potensi cacat.

"Akibat polusi ini, semakin banyak bayi yang lahir dengan penis kecil," tulis Dr Swan.

Penelitian Dr Swan dimulai dengan memeriksa sindrom ftalat, pengamatan pertama pada tikus.

Baca Juga: 5 Ciri Pacaran Sehat, Nomor 3 Sangat Penting

 

Dalam penelitian itu, ia menemukan bahwa ketika janin terpapar bahan kimia ftalat, mereka kemungkinan besar akan lahir dengan alat kelamin yang lebih kecil.

Dr Swan mengatakan, betapa bahayanya senyawa ftalat untuk manusia, namun memiliki banyak kegunaan pada industri dalam membuat plastik agar lebih fleksibel.

 

Bahan kimia itu juga digunakan untuk membuat mainan yang kemudian sangat membahayakan perkembangan manusia.

Sebab, dijelaskan Dr Swan, bahan kimia tersebut dapat mempengaruhi cara produksi hormon endokrin.

Baca Juga: 5 Gaya Pacaran Medsos yang Tak Sehat, Nomor 4 Sering Viral  

 

Dr Swan telah mengamati kesuburan pria selama empat dekade terakhir. Dr Swan dan timnya menyimpulkan bahwa jumlah sperma diantara pria di negara-negara Barat telah turun 59 persen antara tahun 1973 dan 2011.

Namun sejak pembentukan European Environment Agency (EEA/Badan Lingkungan Eropa), warga Eropa terpapar polusi partikulat 41 persen lebih sedikit dalam dua dekade terakhir.

 

Hasil itu diyakini bisa menghilangkan kekhawatiran hilangnya fungsi ereksi pada pria.***

 

Editor: Suryadi

Sumber: News Sky

Tags

Terkini

Terpopuler