5 Karakter Waterspout, Puting Beliung di Waduk Gajah Mungkur

- 21 Januari 2021, 14:32 WIB
Angin puting beliung di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri
Angin puting beliung di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri //tangkapan layar Instagram @repostwonogiri

WARTA SAMBAS – Waduk Gajah Mungkur di Wonogiri yang biasanya tenang-tenang saja, tiba-tiba saja muncul pusaran air menjulang hingga ke awan pada Rabu 20 Januari 2021 pukul 16.00 WIB.

Fenomena seperti itu biasanya disebut puting beliung. Tetapi karena terjadinya di atas permukaan air, maka dikenal dengan istilah waterspout. Ini sangat jarang terjadi.

Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Guswanto menjelaskan, waterspout itu terbentuk dari sistem awan cumulonimbus.

Namun, seperti diberitakan LingkarMadiun.com dalam artikel berjudul “Puting Beliung Menerjang Waduk Gajah Mungkur Wonogiri, BMKG: Biasa Disebut Fenomena Waterspout”, tidak semua awan cumulonimbus dapat menimbulkan waterspout, tergantung pada kondisi labilitas atmosfer.

Menurut Guswanto, keberadaan awan cumulonimbus juga dapat mengindikasikan adanya potensi hujan deras yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang. Pada kondisi tertentu, dapat menimbulkan potensi puting beliung atau waterspout.

Baca Juga: Tanggul Jebol, Banjir Bandang Hantam Desa Uwebutu di Papua

Waterspout tersebut, lanjut dia, memiliki 5 karakter yang mesti dipahami masyarakat, terutama yang tinggal di sekitar Waduk Gajah Mungkur, yakni:

  1. Kejadiannya bersifat lokal
  2. Terjadi dalam periode waktu yang singkat, umumnya sekitar 10 menit
  3. Lebih sering terjadi pada siang atau sore hari, dan terkadang menjelang malam hari
  4. Hanya muncul dari sistem awan cumulonimbus, tetapi tidak semuanya dapat menimbulkan fenomena waterspout
  5. Kemungkinannya kecil untuk terjadi kembali di tempat yang sama dalam waktu yang dekat.

Baca Juga: 4.000 Bungkus Mie Instan dari Pemprov Kalimantan Barat untuk Korban Banjir Bengkayang

Guswanto pun mengimbau masyarakat untuk berhati-hati. Jangan mendekati waterspout itu, karena terlalu berisiko. Apalagi puncak musim hujan terjadi pada Januari- Februari tahun ini.***(Khoirul Ma’ruf/LingkarMadiun.com)

Editor: Mordiadi

Sumber: Lingkar Madiun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x