Network
WARTA SAMBAS – Kementerian Agama (Kemenag) dan Kementerian Kesehatan (Kemenag) RI berusaha keras mendapat Vaksin Johnson and Johnson, salah satu dari 4 vaksin Virus Corona yang disyaratkan Pemerintah Arab Saudi bagi seluruh Jemaah Haji 1442 Hijriyah.
“Johnson and Johnson diusahakan, karena tiga vaksin yang lain agak sulit secara teknis,” kata Yaqut Cholil Qoumas, Mentari Agama (Menag) RI, saat Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi VIII DPR RI, seperti dikutip WARTA SAMBAS dari PMJ News, Selasa 1 Juin 2021.
Vaksin lain yang dimaksud Menag Yaqut Cholil tersebut yakni AstraZeneca, Moderna dan Pfizer yang membutuhkan dosis penyuntikan, berbeda dengan Vaksin Johnson and Johnson yang hanya satu dosis. “Kita bersama Kemenkes sudah mendapat komitmen agar mendapatkan vaksin untuk Jemaah Haji tersebut,” katanya.
Baca Juga: Indonesia Dikabarkan Tak Dapat Kuota Haji 2021 karena Ini…
Vaksin Johnson and Johnson merupakan vaksin Covid-19 vektor viral adenovirus manusia yang dikembangkan Janssen Vaccines di Leiden, Belanda.
Perburuan terhadap Vaksin Johnson and Johnson ini tentunya mengamini tentang kabar bahwa Indonesia tidak mendapat kuota karena masalah vaksin yang disyaratkan Pemerintah Arab Saudi.
Namun, Menag Yoqut Cholil mengatakan, hingga kini Pemerintah Arab Saudi belum memberikan kepastian terkait hal tersebut.
"Pelaksanaan ibadah haji pada 14 Juli 2021, tinggal tersisa 1,5 bulan. Berbagai persiapan dalam negeri meskipun sudah disiapkan beberapa waktu lalu, namun belum bisa sepenuhnya difinalisasi," kata Yaqut Cholil.
Berdasarkan skenario keberangkatan Jemaah Haji Indonesia untuk kuota Haji Reguler apabila tenggat waktu maksimal pemberian kuota pada 28 Mei 2021, yakni 1,8 persen atau 3.660 dengan 12 Kelompok Terbang (Kloter) untuk pemberangkatan pada 13 Juli 2021.
