Network
WARTA SAMBAS - Beredar sebuah video yang viral di Facebook, dimana seorang supir mengeluarkan isi hatinya terkait kebijakan pemerintah dimasa pandemi Covid-19, yang menutup pintu masuk Provinsi.
Video tersebut diunggah oleh akun Facebook Edi Megah pada 1 Mei 2021, dan telah ditonton 1 Juta tayangan serta 5.967 komentar, postingan ini juga telah dibagi sebanyak 40,628.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Wahai penguasa negeri ini," salam supir dalam video.
"kami para sopir angkutan memohon kepada bapak presiden, Bapak Gubernur, Bapak Walikota, Bapak Bupati dan bapak bapak yang duduk di kursi MPR dan DPR serta semua yang menjadi penguasa negeri ini, apakah Kalian sudah berpikir ulang dengan menutup pintu keluar masuk provinsi yang secara tidak langsung membunuh mata pencaharian kami," tanya sang supir dalam video.
Baginya, hal tersebut membuat anak-anaknya menangis pilu sebab dirinya merasa menjadi korban atas kebijakan tersebut.
"jangan biarkan anak-anak kami menangis pilu disaat anak-anak kalian tertawa gembira, Kenapa harus kami yang dikurbankan? Kenapa kami harus yang dikorbankan karena ketakutan kalian yang tidak sama sekali kami takutin," ucapnya.
"Apabila anak dan istri Kami mati kelaparan karena tidak makan, Siapa yang mau bertanggung jawab, Padahal kamu kan beragama, kalian kan beragama dan Allah menyuruh kami tetap berusaha dan bertanggung jawab kepada anak dan istri kami. Itu yang akan di pertanggung jawabkan di akhirat nanti," tandasnya.
Kemudian, sang supir menggambarkan kondisi anaknya agar pemerintah mengerti situasi sulit yang dihadapinya.
"Kalian berbagi THR, kami hanya bisa berkata apakah esok hari anak-anak kami dapat makan, Apakah kalian pernah merasakan disaat semua orang tidur nyenyak ada seorang sopir tetap terbangun dan bekerja menafkahi keluarganya, dan memberikan kehidupan yang layak untuk anak istrinya," tanya sang supir.
Sementara itu, sang supir yang mencurahkan isi hatinya berdoa agar pemerintah mendapatkan hidayah.
"Apakah ada cara lain yang bijak? Membunuh mata pencaharian kami, berilah aturan yang adil berilah aturan yang adil buat kami, semoga bapak bapak disana yang menjadi penguasa mendapatkan hidayah. Terima kasih semangat pejuang nafkah keluarga," tutup sang supir. ***
