WARTA SAMBAS - Memiliki paras wajah yang cantik serta karir gemilang, membuat Sisi Asih mudah dikenal banyak orang.
Dibalik profesinya sebagai pramugari di maskapai Garuda Indonesia ternyata juga memiliki suara merdu dan pernah ikut dalam ajang kontes tarik suara Indonesian Idol beberapa waktu lalu.
Lewat kanal YouTube Indosiar pada Minggu 21 Februari 2021 kemarin, Sisi Asih secara blak-blakan menceritakan bagaimana profesinya saat ini. Namun yang lebih mencengangkan adalah soal gaji sebulan yang terbilang fantastis dan bisa membeli 3 buah motor.
Baca Juga: Publik Figur Kerap Jadi Sasaran Bulying di Medsos, Begini Penjelasan Psikolog
Melansir dari klikseleb.pikiran-rakyat.com dalam artikel Pernah Ikut Audisi Indonesian Idol, Sisi Asih Buka-bukaan Soal Gaji Pramugari: Bisa Beli Tiga Motor Sebulan, Sisi Asih mengungkap bisa menerima uang puluhan juta sebulan dari profesinya sebagai pramugari.
Meski tak menyebut nominal, namun Sisi Asih memberi gambaran bahwa gaji bulanan yang ia terima setara dengan harga tiga motor.
Hal itu diungkapkan Sisi Asih saat hadir di acara podcast bersama Tukul Arwana dan Maria Vania.
"Mungkin kita enggak bisa kasih tahu persisnya berapa," katanya.
Baca Juga: Pakar Mikro Ekspresi, Kirdi Putra : Kondisi Ayus Bukan Permintaan Maaf yang Beneran
Tak tanggung-tanggung, Sisi Asih menyebut gaji pramugari satu bulan bisa mencapai harga tiga motor.
"Ya bisa lah buat beli motor, tiga motor sebulan lah ya," ucap Sisi Asih.
Tukul Arwana sontak kaget mendengar jawaban Sisi Asih. Sementara Vania berusaha mengonfirmasi harga tiga motor yang setara dengan gaji pramugari satu bulan.
"Minimal Rp50 juta ya dapet lah, lebih ya, Rp100 juta?" kata Vania menanyakan.
"Ya kalau bisa tiga motor ya hitung saja," ucap Sisi Asih menjawab.
Baca Juga: Imbas Peselingkuhan Nissa-Ayus, Denny Darko: Karier Sabyan Group Akan Selesai Cuman Gara-gara Ini
Selain sebagai pramugari, Sisi Asih juga dikenal karena pernah mendapat platinum tiket dalam ajang pencarian bakat Indonesian Idol.
Nama Sisi Asih mencuat setelah mengaku menjadi korban penonaktifan 'selir' Direktur Utama Ari Askhara beberapa tahun lalu.***