Padahal Menyegarkan, Tapi Terlalu Banyak Konsumsi Minum Energi Berbahaya untuk Kesehatan Mental

- 29 Maret 2024, 01:18 WIB
Minuman berenergi bisa berdampak buruk jika terlalu sering dikonsumsi
Minuman berenergi bisa berdampak buruk jika terlalu sering dikonsumsi /

WARTA SAMBAS - Terlalu banyak mengonsumsi minuman berenergi pada usia muda dapat memengaruhi kesehatan mental walaupun meminumnya dapat menyegarkan.

Dampak konsumsi minuman berenergi terhadap kesehatan mental diungkapkan dalam sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh tim peneliti.

Studi ini mengemukakan bahwa anak muda yang banyak mengonsumsi minuman berenergi lebih berisiko terhadap kecemasan, stres, depresi, dan pemikiran ingin bunuh diri.

Baca Juga: Apakah Diperbolehkan Seorang Muslim Merayakan Ulang Tahun? Simak Penjelasan Berikut

Selain itu, konsumsi minuman berenergi yang tinggi berkaitan dengan semakin besarnya kemungkinan seseorang untuk memiliki perilaku berisiko seperti penyalahgunaan narkoba, melakukan kekerasan, dan perilaki seksual yang tak aman.

Bahkan, studi ini menyebut mereka juga cenderung lebih berisiko untuk memiliki performa akademi yang buruk, masalah tidur, serta kebiasaan pola makan tidak sehat.

"Temuan kami mengindikasikan bahwa minuman tersebut membawa lebih banyak dampak buruk dibandingkan kebaikan," ungkap Ketua Tim Peneliti dan Profesor Bidang Nutrisi Kesehatan Masyarakat.

Selain memengaruhi kesehatan fisik, konsumsi minuman berenergi yang berlebih juga bisa berdampak pada kesehatan fisik. Seperti diketahui, satu kaleng minuman berenergi bisa memiliki kandungan kafein yang setara dengan empat gelas espresso.

Baca Juga: Begini Hukum Salat Jenazah secara Ghaib Berdasarkan Imam Mazhab

Kandungan gula dalam minuman berenergi juga relatif tinggi. Satu kaleng minuman berenergi bisa mengandung hingga belasan sendok teh gula. Oleh karena itu, sejumlah negara memiliki larangan untuk menjual minuman berenergi kepada anak muda, terutama remaja.

Lithuania dan Latvia misalnya, melarang penjualan minuman berenergi kepada individu berusia di bawah 18 tahun. Turkiye juga telah melarang penjualan minuman berenergi kepada anak dan remaja sejak 2018.

Di Inggris, larangan menjual minuman berenergi kepada anak berusia di bawah 16 tahun sedang diperjuangkan.

"Temuan penting ini menambah bukti bahwa minuman berenergi bisa merugikan bagi kesehatan fisik dan mental anak-anak serta anak muda, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang," jelasnya.***

Editor: Y. Dody Luber Anton


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah