Banyaknya siswa menggunakan bahasa ibu dalam komunikasi sehingga berdampak pada capaian hasil belajar siswa.
"Anak datang ke sekolah tetapi belum tentu berhasil belajar karena terkendala bahasa yang digunakan di sekolah," kata Benyamin Lola.
Menurut mantan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi NTT itu pendekatan penggunaan bahasa ibu di kelas khususnya pada jenjang pendidikan dasar perlu diikuti persiapan guru dalam mengaplikasi pendekatan personal dengan siswa secara baik.
Baca Juga: Sajikan Kualitas Pemberitaan Terbaik, Pikiran Rakyat Raih Gold Winner IPMA 2021
Apalagi kata dia, guru selama mengikuti pendidikan keguruan tidak disiapkan keterampilan untuk mengajar anak dengan menggunakan bahasa ibu.
"Pemerintah NTT terus berupaya mendorong anak-anak masuk sekolah dengan membangun kerjasama dengan Inovasi,” katanya.
“Kantor Bahasa NTT untuk mengatasi persoalan pendidikan anak-anak NTT yang menggunakan bahasa ibu dan belum mampu berbahasa Indonesia sebagai bahasa ajar di kelas," kata Benyamin Lola.
Baca Juga: PKB Minta Pilkada Serentak Tetap Digelar Tahun 2024
Sementara itu Direktur Program Inovasi, Mark Heyward mengatakan penggunakan bahasa ibu bagi siswa kelas awal sangatlah penting untuk membantu siswa dalam proses belajar pengajar di sekolah.
"Kita harus bisa memastikan para guru-guru untuk bisa mengajar anak-anak dengan menggunakan bahasa ibu, karena sudah banyak bukti kualitas pendidikan anak-anak menjadi lebih baik," katanya.