Omzet Usaha Pembuatan Peti Mati Tembus Miliaran Rupiah per Bulan saat Pandemi Covid-19

8 Februari 2021, 18:57 WIB
Pembuatan peti mati untuk pasien Covid-19 /PMJ News/

WARTA SAMBAS - Biasanya hanya 5 sampai 30 peti mati yang terjual. Tetapi sejak pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) melanda, bisa mencapai ribuan peti. Tak ayal, omzet usaha ini pun meroket hingga miliaran rupiah per bulan. 

Fakta tersebut diakui Yobih Chandra, pemilik usaha 'Jasa Pembuatan Peti Siapa Nyana' di Bekasi. "Satu peti untuk Covid-19 ini, petinya aja ya Rp1,3 juta, itu belum sama hiasan di dalamnya. Kalau keseluruhan bisa sampai 1,5 juta harganya," katanya, dikutip WartaSambasRaya.com dari PMJ News, Senin 8 Februari 2021. 

Harga peti mati tersebut, menurut Yobih, terbilang murah, walaupun didesain khusus untuk jenazah Covid-19, mulai dari jenis bahan maupun proses produksinya. 

Baca Juga: Anies Baswedan Siapkan 100 Tenda Khusus untuk Korban Banjir Jakarta yang Terpapar Covid-19

Untuk kayunya, ungkap Yobih, biasanya menggunakan kayu hutan, baik itu kayu Mahoni maupun kayu Durian yang dikombinasikan dengan kayu MDF. Supaya harganya lebih murah, namun tetap memiliki kualitas yang baik.

Selain bahan kayu tersebut, lanjut dia, peti mati untuk jenazah Covid-19 menggunakan aquaproof supaya tidak bocor atau rembes, plastik, alumunium foil, hingga lapis terakhir menggunakan kain kafan.

Peti-peti yang diproduksi Yobih ini, baik untuk jenazah biasa maupun Covid-19 juga dilengkapi dengan busa dan bantal di dalamnya.

Baca Juga: Terkurung di Lapas Sukamiskin, 51 Narapidana Korupsi Masih Positif Covid-19

 

Yobih mengungkapkan, khusus untuk peti mati jenazah Covid-19 ini, pihaknya menjalin kerjasama dengan sejumlah Rumah Sakit (RS) yang tersebar di beberapa wilayah Jabodetabek.

Untuk di Bekasi misalnya, Yobih bekerjasama dengan RS Primaya Utara, Primaya Timur, dan Primaya Barat, RS Umum Kota Bekasi, RS Umum Cikarang, serta RS Adam Thalib di Cibitung.

Segala permintaan, syarat prasyarat untuk peti mati, pesanan, hingga pembayarannya, ungkap Yobih, dilakukan langsung oleh pihak RS. Di awal pemesanan DP 50 persen, kemudian pelunasan 50 persennya lagi setelah proses pengiriman.

Baca Juga: Rentan Terpapar Covid-19, BPOM Keluarkan Izin Lansia Boleh Divaksin

Untuk memenuhi tingginya pesanan selama pandemi Covid-19 ini, Yobih sampai harus mengajak para tetangga, saudara, sepupu di sekitar rumah untuk membantu proses pembuatan peti mati tersebut. 

 

Lantaran 6 karyawan produksi dan 15 untuk proses pelayanan di 'Jasa Pembuatan Peti Siapa Nyana', tidak mampu memenuhi banyaknya pesanan peti mati selama Covid-19 ini.

 

Dalam menjalankan usaha ini, Yobih tidak hanya menerima pesanan peti dari umat Kristiani, melainkan untuk semua agama, mulai dari Budha, Konghucu, hingga orang-orang yang beragama Islam.***

Editor: Mordiadi

Sumber: PMJ News

Tags

Terkini

Terpopuler