Biadab, 23 Tentara Perkosa Seorang Ibu Muda Berulang-ulang Kali…

17 April 2021, 16:45 WIB
Biadab, 23 Tentara Perkosa Seorang Ibu Muda Berulang-ulang Kali… /ninocare/Pixabay

 

WARTA SAMBAS – Ketika hendak pulang bersama kedua anaknya dengan membawa makanan, seorang ibu muda ditarik ke minibus yang kelebihan muatan di wilayah Tigray, Ethiopia.

Kejadian pada 11 Febuari 2021 itulah awal dari bencana yang dialami ibu muda tersebut. Ia berulangkali diperkosa 23 tentara di wilayah Tigray.

Tentara tersebut memaksanya untuk berhubungan seksual serta memasukkan paku, batu, dan barang-barang lainnya ke Miss V miliknya. Apabila ia melawan, mereka akan mengancamnya dengan pisau.

Dikutip WartaSambasRaya.com dari Reuters, dokter menunjukkan sebongkah batu berlumuran darah dan dua paku berukuran 3 inci yang mereka katakan telah dicabut dari tubuh ibu muda itu.

“Wanita berusia 27 tahun itu termasuk di antara ratusan orang yang melaporkan bahwa mereka menjadi sasaran kekerasan seksual yang mengerikan oleh tentara Ethiopia dan sekutunya, setelah pertempuran meletus pada November 2020 di wilayah pegunungan utara Ethiopia,” ungkap dokter.

Baca Juga: Korban Perkosaan Satpam Minta Kejelasan Kasusnya, Netizen Malah Sebut-sebut JAV…

Pejabat Tinggi Kesehatan Masyarakat untuk Pemerintahan setempat, Dr Fasika Amdeselassie mengungkapkan, beberapa wanita ditahan untuk waktu yang lama, berhari-hari atau berminggu-minggu pada suatu waktu. "Wanita ditahan dalam perbudakan seksual, pelaku kekerasan itu harus diselidiki," katanya.

Laporan perkosaan telah beredar di sini selama berbulan-bulan dan sudah banyak wanita yang berhasil lolos dari tahanan dan melaporkan hal tersebut kepada dokter.

Selain itu, 8 dokter lain di 5 Rumah Sakit Umum (RSU) mengatakan bahwa sebagian besar korban perkosaan mengatakan yang menyerang atau melecehkan mereka adalah tentara pemerintah Ethiopia atau pasukan Eritrea.

Secara keseluruhan, deskripsi tersebut memberikan gambaran paling detail hingga saat ini tentang kekerasan seksual terhadap perempuan di Tigray dan dugaan keterlibatan militer di dalamnya.

Kebanyakan wanita yang diwawancarai ini menolak untuk diidentifikasi. Mereka mengatakan mereka takut akan pembalasan, termasuk kemungkinan kekerasan, oleh tentara yang menjaga Rumah Sakit dan kota.***

Editor: Mordiadi

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler