Mutasi Virus Corona Bermutasi hingga 32 Kali di Tubuh, Bisakah Dicegah? Beriikut Penjelasannya

29 Juni 2021, 07:42 WIB
Ilustrasi mutasi Covid-19. /PIXABAY/

WARTA SAMBAS - Virus corona terus bermutasi dan kerap dinilai semakin berbahaya. Keadaan ini tentu saja dapat berakibat buruk dalam pengendalian COVID-19.

Belum lama ini, ada sebuah kejadian mengejutkan terjadi di Afrika. Seorang wanita berusia 36 tahun dikabarkan membawa mutasi virus corona sebanyak 32 kali di tubuhnya.

Lantas, bagaimana virus corona bisa bermutasi berlebihan di tubuh wanita ini?

Apa yang Menyebabkan Virus Corona Bermutasi 32 Kali?

Melansir India Today, mutasi virus corona 32 kali ditemui oleh para peneliti di Afrika Selatan. Mereka mencurigai mutasi berbahaya pada wanita dengan penyakit HIV tingkat lanjut.

Baca Juga: Meski Kasusnya Terus Meningkat tapi Masyarakat Mulai Abaikan Covid-19, Ini 5 Penyebabnya

Setelah diteliti, wanita tersebut ternyata membawa virus COVID-19 selama 216 hari atau 7 bulan di dalam tubuhnya.

Menurut dr. Arina Heidyana, sampai saat ini penelitian masih dilakukan. Belum dapat dipastikan apa yang menyebabkan virus corona bermutasi berlebihan di tubuh wanita itu. Namun, beberapa peneliti menilai hal itu diakibatkan penyakit HIV yang diderita pasien.

“Diketahui bahwa wanita tersebut menderita HIV. Pada penderita HIV, sistem imunnya itu jadi menurun atau tidak efektif. Hal itu yang dicurigai, sehingga virus corona tetap bertahan dalam tubuhnya sampai bermutasi berkali-kali,” jelas dr. Arina.

Kejadian ini telah dimuat di jurnal medis medRxiv. Menurut laporan tersebut, wanita itu didiagnosis HIV tahun 2006 dan sistem kekebalannya terus melemah secara bertahap dari waktu ke waktu.

Baca Juga: Ini 3 Alasan Kenapa Pasien Covid-19 Enggan Jalani Isolasi Mandiri

Pada September 2020, wanita tersebut terpapar COVID-19. Ternyata, tanpa ia sadari virus corona terus bermutasi di dalam tubuhnya.

Para peneliti menilai, beberapa mutasi yang terjadi pada wanita tersebut telah terlihat pada varian yang telah diberitakan sebelumnya, contohnya mutasi E484K dan N510Y.

Sampai saat ini, para peneliti belum mengetahui apakah mutasi ini dapat ditularkan dari orang-ke-orang atau tidak.

Namun, baru-baru ini juga telah ditemui varian baru virus corona di provinsi KwaZulu-Natal, Afrika Selatan. Satu dari 4 orang dewasa yang terpapar adalah penderita HIV positif.

Temuan baru ini membuat para peneliti khawatir. Jika lebih banyak kasus varian baru ditemukan pada pasien HIV, maka bisa jadi pasien HIV tahap lanjut dapat menjadi penyebar varian virus corona.

Baca Juga: 8 RS Ini yang Disetujui BPOM untuk Uji Klinis Ivermectin sebagai Obat Covid-19

Apa Mutasi Corona Berlebihan Ini Bisa Dialami Semua Orang?

Dijelaskan dr. Arina, pada penelitian awal, mutasi virus corona berlebihan ini bisa dialami pada orang yang menderita immunocompromised atau imunosupresi. Salah satu contohnya adalah penderita HIV.

Melansir South China Morning Post, dr. Juan Ambrosini, seorang profesor penyakit menular di University of Barcelona, ​​mengatakan wanita yang mengalami mutasi virus corona 32 kali memang mengalami imunosupresi.

Imunosupresi adalah kondisi berkurangnya sistem kekebalan tubuh seseorang yang membuatnya tampak lebih lemas dan mudah sakit. Orang dengan imunosupresi disarankan mengonsumsi obat imunosupresan untuk membantu sistem imun tubuh kembali kuat.

Baca Juga: 8 RS Ini yang Disetujui BPOM untuk Uji Klinis Ivermectin sebagai Obat Covid-19

Tulio de Oliveira, seorang ahli genetika di University of KwaZulu-Natal, juga mengatakan pasien yang mengalami imunosupresi dapat membawa virus COVID-19 lebih lama ketimbang yang lain.

Hingga kini, penelitian lebih lanjut masih dilakukan untuk menemukan kemungkinan orang dengan HIV menghasilkan varian COVID-19 baru yang dapat menyebabkan gelombang infeksi lain.

Pencegahan Mutasi COVID-19

Menurut dr. Arina, mencegah mutasi virus corona pada orang sehat bisa dilakukan dengan menjaga imun tubuh yang kuat. Caranya, makan-makanan sehat, rajin olahraga, dan istirahat cukup.

Selalu patuhi protokol kesehatan. Gunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak.

Baca Juga: Jokowi Minta Seluruh Kapolda Lipatgandakan Peserta Vaksinasi Covid-19

Untuk penderita HIV atau orang yang mengalami imunosupresi, harus rutin kontrol ke dokter agar penyakitnya tetap terkendali dengan baik. Lalu, rutin minum obat yang dianjurkan dokter.***

Editor: Yuniardi

Sumber: klikdokter.com

Tags

Terkini

Terpopuler