WARTA SAMBAS - Masjid al-Aqsha sempat direkonstruksi dan diperindah di bawah kekuasaankamum muslimin. Sampai akhirnya jatuh lagi dan mengalami bencana besar.
Pahlawan pembebas Masjid al-Aqsha, Sultan Shalahuddin al-Ayyubi, wafat pada tahun 1193 M. Sesudah wafatnya sang legendaris itu, Dinasti Ayyubiyah tetap menguasai Baitul-Maqdis.
Baca Juga: Dear Moms, Ini Sejumlah Komplikasi Ruam Popok pada Bayi
Pemerintah juga melindungi kawasan ini dari serangan-serangan Pasukan Salib di masa-masa berikutnya. Pada penghujung tahun 1200-an dan di awal 1300-an, pamor Dinasti Ayyubiyah perlahan memudar.
Akhirnya kekuasaan diambil-alih oleh Kesultanan Mamalik di Mesir, yang ketika itu dikuasai tentara-tentara budak Turki. Selama Kesultanan Mamalik, ternyata minat bangsa Eropa untuk melakukan peperangan Salib perlahan memudar pula.
Alhasil, kondisi Baitul-Maqdis menjadi lebih aman dari serangan orang-orang kafir.
Para sultan kemudian memiliki kesempatan untuk lebih memperhatikan fisik bangunan di Baitul-Maqdis, terutama di dalam dan di sekitar Kompleks Masjid al-Aqsha. Kondisi masjid kebanggaan umat Islam ini semakin hari semakin membaik.
Sebuah beranda bersanggakan barisan tiang dibangun di sisi barat Kompleks Masjid al-Aqsha, berbatasan dengan pasar-pasar kota. Kubah Batu juga direnovasi. Sekian kubah lain dan air mancur diperbaiki pula.
Sekolah-sekolah juga dibangun. Pelajar dan penuntut ilmu dari negeri-negeri jauh seperti India dan China pun berdatangan untuk beribadah dan belajar di Masjid al-Aqsha.