Sempat Hilang Berabad-abad karena Perang, Ini Sejarah Kemunculan Sumur Zamzam

- 31 Maret 2024, 16:55 WIB
Foto: Sumur Zamzam. /Tangkap Layar YouTube.com/Aiman Mulyana
Foto: Sumur Zamzam. /Tangkap Layar YouTube.com/Aiman Mulyana //Rizqi Arie/

WARTA SAMBAS - Berkaitan dengan sumur Zamzam, mata air ini memilki kisah sejarahnya sendiri. Sebagai satu-satunya sumber air di padang tandus, Zamzam menjadi titik kumpul sejumlah suku hingga tercipta sebuah peradaban yang makmur. Selebihnya, Zamzam adalah air istimewa karena beberapa keutamaannya sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadits.

Munculnya Mata Air Zamzam Semua dimulai ketika Nabi Ibrahim menerima mandat dari Allah swt untuk mengasingkan istri tercintanya, Hajar dan sang bayi yang amat ia sayangi, Ismail. Berbekal tekad yang kuat, ketiganya bertolak dari Palestina menuju Kabah, menembus pada pasir dan teriknya matahari yang begitu menyengat.

Baca Juga: Sosok Muslim Sejati, Gus Mus : Orang Islam yang Tidak Pernah Melukai Islam Lainnya

Khasiat Air Zamzam Menurut Hadits Nabi Muhammad Sejak keberangkatannya dari Palestina, Ibrahim tidak memberitahu Hajar apa tujuan perjalanannya dan Hajar pun tidak bertanya ada hajat apa. Sang suami hanya mengatakan bahwa itu mandat dari Allah, sementara sang istri hanya memahami bahwa itu perintah suami yang harus ditaati, tanpa protes sepatah kata pun.

Setibanya di Makkah, tepat di dekat sebatang pohon besar dan di atas titik yang saat ini menjadi lokasi sumur Zamzam, Ibrahim meninggalkan istri dan anaknya seorang diri. Tidak ada siapa-siapa di sana. Betul-betul sepi dan tidak ada tanda-tanda kehidupan.

Ibrahim hanya membekali mereka beberapa biji kurma dan air secukupnya. Setelah berhasil menguatkan diri, Ibrahim bertolak untuk pulang dan tak sedikit pun menoleh ke arah Hajar. “Hai Ibrahim, hendak ke mana engkau? Akan kah kau tinggalkan kami berdua di lembah tak berpenghuni dan sunyi ini?” kata Hajar heran sambil mengejar suaminya.

Ibrahim hanya diam dan terus melangkah. Hingga berkali-kali Hajar bertanya namun tak juga ada respons, ia pun berkata, “Apakah Allah yang memerintahkanmu?” “Betul,” jawab Ibrahim singkat. “Baiklah. Kalau begitu, Allah tidak mungkin membuat kami sengsara,” timpal Hajar meneguhkan.

Hajar pun kembali ke tempat semula. Sesampainya di tikungan, Ibrahim menoleh ke tempat ia meninggalkan istri dan anaknya dan berdoa agar kedua orang yang ia sayangi itu selalu berada dalam ketakwaan, tetap dijaga oleh Allah, dan diberi kecukupan rezeki (QS. Ibrahim [14]: 37).

Baca Juga: Dikabulkannya Doa oleh Allah, Ini Keutamaan Baca Surah Al-Ikhlas

Halaman:

Editor: Y. Dody Luber Anton


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x