Ini Bukti 'Kemesraan' PDIP dan NU, Bamusi: Satu Nafas Perjuangan

31 Januari 2021, 14:21 WIB
Gus Miss /Twitter @zuhairimisrawi/

WARTA SAMBAS - Mengejutkan. 109 Kepala Daerah dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di seluruh Indonesia merupakan kader Nahdlatul Ulama (NU). 'Kemesraan' ini diyakini akan lebih baik lagi ke depannya.

Bukti yang bakal membuat kaget publik Indonesia sekaligus manggut-manggut tersebut diungkapkan Ketua Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi), sayap organisasi PDIP, Zuhairi Misrawie.

"Kolaborasi PDIP dan NU telah menjadikan negeri ini semakin solid dan kokoh sehingga menjadi negara yang berdaulat," kata Zuhairi Misrawi, dikutip WartaSambasRaya.com dari ANTARA, Minggu 31 Januari 2021.

Baca Juga: Imlek dan Cap Go Meh, Warga Kota Pontianak Dilarang Pesta Kembang Api

Menurut Gus Mis -sapaan Zuhairi Misrawie- kedekatan PDIP dengan NU saat ini sebenarnya lanjutan dari konsistensi keharmonisan Presiden Pertama Indonesia Soekarno dengan Kyai NU.

Rekam jejak sejarah sangat jelas menunjukkan keharmonisan tersebut. Misalnya, di saat Bung Karno menyampaikan pidato Pancasila pada 1 Juni 1945. 

"Kiai-kiai NU berada di garda terdepan dalam memberikan dukungan pada Pancasila. Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari (pendiri NU) melakukan puasa dan salat istikharah, memohon pertolongan kepada Allah Swt agar Pancasila dapat menjadi elang pemersatu bangsa," tutur Gus Mis.

Baca Juga: Batu dari Langit Hantam Rumah Warga Kecamatan Punggur di Malam Jumat, Ini Kata Peneliti 

Fakta itu, lanjut Gus Mis, berlangsung secara konsisten dengan dukungan penuh NU terhadap Bung Karno dan ideologi Pancasila.

Dalam Muktamar NU 1984, NU menyebut Pancasila sebagai ideologi yang di dalamnya sejalan dengan nilai-nilai keislaman. 

"Ini membuktikan NU menjadi penjaga terdepan ideologi Pancasila. Tugas kita, menurut NU, adalah mengamalkan setiap sila di dalam Pancasila dalam kehidupan nyata," kata Gus Mis.

Baca Juga: Hari Ini Hashtag Bubarkan PDIP Trending Topic di Twitter 

Momen tersebut, lanjut Cendikiawan NU ini, disempurnakan saat penetapan 1 Juni 1945 sebagai hari lahirnya Pancasila. Hal tersebut atas usulan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

"Sehingga Pancasila benar-benar menghujam dalam sanubari warga-bangsa. Penetapan 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahirnya Pancasila membuktikan betapa NU dan PDIP berada dalam satu nafas perjuangan," tegas Gus Mis.

Ia meyakini kebersamaan PDIP dan NU akan semakin memperkokoh semangat kebangsaan ke depannya. "Keyakinan ini akan terus membuncah," kata Gus Mis.

Baca Juga: Ramalan Shio Naga Minggu 31 Januari 2021: Mulailah Bersikap Disiplin

PDIP dan NU sama meyakini Pancasila sebagai penuntun yang di dalamnya meniscayakan gotong-royong, kolaborasi, kerjasama, dan kebersamaan. 

Hari ini, PDIP menggelar perayaan Hari Lahir (Harlah) ke-95 NU di Sekretariat DPP PDIP yang secara virtual juga diikuti kader se-Indonesia. 

Ketua DPP PDIP Bidang Agama, Hamka Haq menyebut perayaan Harlah Ke-95 NU merupakan peringatan sejarah atas semangat juang yang sama dari kaum Nasionalis dan Islam.

Hadir dalam Harla NU tersebut Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Sekjen Hasto Kristiyanto, dan tokoh-tokoh PDIP dari kader NU, baik di Legislatif maupun Eksekutif.***

Editor: Mordiadi

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler