Tak Takut Dibilang Antiagama, Gus Yaqut: Saya Ini Anak Kiai, Cucu Kiai, Hidup di Pesantren

10 Februari 2021, 12:36 WIB
Tak Takut Dibilang Antiagama, Gus Yaqut: Saya Ini Anak Kiai, Cucu Kiai, Hidup di Pesantren /Instagram.com/@gusyaqut

WARTA SAMBAS – Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Agama (Menag) RI tidak takut dibilang antiagama setelah turut menerbitkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri terkait tidak wajibnya penggunaan atribut khusus agama, seperti jilbab di sekolah.

“Ya kalau saya sih biar saja dibilang antiagama, saya ini anak kiai, cucu kiai, hidup di pesantren, masa saya dibilang antiagama, kan gak juga,” ucap Yaqut Cholil Qoumas melalui kanal YouTube Tsamara & Profesor, seperti diberitakan Pikiran-Rakyat.com dalam artikel berjudul “Tidak Paksakan Jilbab di Sekolah, Gus Yaqut Buka Suara Jika Disebut Antiagama”, Rabu 10 Februari 2021.

Gus Yaqut–sapaan Yaqut Cholil Qoumas–mengaku santai saja dengan pandangan yang menyebutnya sebagai antiagama tersebut, lantaran SKB 3 Menteri ini untuk generasi muda ke depannya. “Untuk anak-anak kita ke depan, ini sangat berguna. Apalagi untuk menjaga Indonesia, yang kita tahu beragam,” ujarnya.

Baca Juga: Menag Imbau Rayakan Imlek Secara Sederhana, Lewat Virtual dan Tetap Kedepankan Prokes

Hidup dalam masyarakat yang penuh keberagaman, kata Gus Yaqut, tidak boleh ada paksaan terkait penggunaan atribut kekhususan keagamaan, termasuk di lingkungan sekolah.

“Kita enggak boleh paksakan, orang bebas saja kalau mau pakai hijab, mau enggak, ya terserah saja. Itu urusan personal dia, saya kira, dan negara, apalagi sekolah, tidak boleh memaksakan ini. Kita hargai saja,” kata Gus Yaqut.

Urusan penggunaan atribut kekhususan keagamaan, tegas Gus Yaqut, merupakan permasalahan pribadi setiap individu.

Baca Juga: Menag Yaqut: Tahun Ini Ada Sejumlah Program Bantuan Pendidikan Pesantren

“Sebenarnya itu sih, kalau pandangan saya itu wilayah privat, terserah saja orang ini mau pakai hijab atau enggak Kalau dia pakai itu dianggap sebagai perilaku sholeha atau tidak, karena pakai hijab, ya urusan dia sama Tuhannya,” tutur Gus Yaqut.

Oranglain, lanjut Gus Yaqut, tidak perlu mengurusi urusan seorang individu dengan Tuhannya, karena semua orang memiliki urusannya masing-masing dengan Tuhan. “Ngapain kita ngurusin urusan dia? Urusan kita sama Tuhan saja belum tentu beres, begitu loh,” ucapnya.

Melihat perilaku seperti itu, Gus Yaqut mengaku sering merasa geram karena urusan individu dengan Tuhannya adalah urusan personal.

Baca Juga: Begini Kalimat Ucapan Selamat Natal dari Menag Yaqut Cholil

“Kadang-kadang, saya tuh kalau ngeliat orang-orang begitu itu, pingin jitak aja sebenernya. Itu kayak Surga udah dikapling aja gitu loh, kita ini enggak boleh masuk Surga kalau tidak ikut mereka,” ujar Gus Yaqut.

Seperti diketahui, SKB 3 Menteri tentang seragam sekolah dan atribut kekhususan agama yang ditandatangai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarin, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, dan Menag Yaqut Cholil Qoumas, diterbitkan pada Rabu 3 Februari 2021.

SKB tersebut diterbitkan sebagai tanggapan adanya isu yang menyebutkan siswi nonmuslin dipaksa mengenakan jilbab di salah satu sekolah negeri. Walaupun hal tersebut telah dibantah Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat.***(Eka Alisa Putri/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Mordiadi

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler