Tinjau Sulbar, Mensos Risma dan Rombongan Disambut Gempa Susulan

- 16 Januari 2021, 16:34 WIB
Menteri Sosial Tri Rismaharini meninjau lokasi musibah di Sulawesi Barat.
Menteri Sosial Tri Rismaharini meninjau lokasi musibah di Sulawesi Barat. /Humas Kemensos

WARTA SAMBAS – Ketika meninjau lokasi gempa di Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini atau karib disapa Risma beserta rombongan ‘disambut’ gempa susulan pada Jumat 15 Januari 2021.

Momen tersebut diabadikan pemilik kanal YouTube Linjamsos Oke dengan judul unggahan ‘Bu Risma Diguncang Gempa Saat Tinjau Sulbar’ pada Sabtu, 16 Januari 2021. Nampak Risma beserta rombongan sedang di luar ruangan saat gempa susulan di Mamuju, Sulbar.

Sebenarnya Risma sudah mengetahui kemungkinan gempa susulan tersebut, lantaran sudah mendapatkan informasi dari Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita, Karnawati.

“Permasalahannya apakah gempa susulan itu besar atau berakibat tsunami, itu yang belum bisa diprediksi,” kata Risma seperti diberitakan Pikiranrakyat-Bekasi.com dalam artikel berjudul “Mensos Risma dan Rombongan Diguncang Gempa Susulan Saat Tinjau Lokasi Gempa di Mamuju”.

Baca Juga: 23 Lansia di Norwegia Tewas Usai Disuntik Vaksin Covid-19 Pfzier

Risma meninjau Mamuju, Sulbar ini untuk memastikan kelancaran bantuan logistik dan tenaga kesehatan untuk menangani korban di Rumah Sakit (RS) regional dan pusat.

Sementara itu, dikutif dari ANTARA, akses darat menuju lokasi bencana di Mamuju, Sulbar masih terputus akibat longsor di sejumlah titik. Untuk itu, sangat menyulitkan distribusi bantuan logistik dari wilayah sekitar.

Tidak hanya itu, 43 Tim Terpadu yang terdiri atas dari Kemensos, BNPB, Kemenkes, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang masuk melalui Bandara Hasannudin Makasar melanjutkan dengan jalan darat telah melakukan perjalanan selama 8 jam tiba di kota Polewali Mandar belum bisa sampai ke Kota Mamuju.

Baca Juga: Pemilik KTP Ini Mungkin Ninja dari Konohagure, Seperti Naruto Uzumaki

Sejumlah Relawan dan TNI Polri terus melakukan pembersihan jalan yang tertimbun longsor di sejumlah titik Jalan Trans Sulawesi.

Menurut pengakuan salah seorang anggota tim dari Kemensos, Alek Triyono, sepanjang malam hujan tidak berhenti, membuat perjalanan tim tidak bisa cepat dan harus beberapa kali terhenti.

Setibanya di Polewali Mandar, tim istirahat dan berkoordinasi dengan BNPB, akhirnya diputuskan melanjutkan perjalanan dengan helikopter milik BNPB yang sudah standby di Mamuju.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Bikin Badak Galau Setengah Mati

Data Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) mencatat 43 orang meninggal dunia akibat gempa di Sulbar.

Korban paling banyak di Kabupaten Mamuju 34 orang. Sementara di Kabupten Majene 9 orang tewas karena gempa Sulbar.

Gempa di Sulbar pada Jumat lalu, seperti dilaporkan Reuters, membuat beberapa orang terperangkap di bawah reruntuhan. Ribuan penduduk yang ketakutan meninggalkan rumah mereka untuk mencari tempat yang lebih tinggi

Gempa tersebut berkekuatan 6,2 melanda 6 km (4 mil) timur laut kota Majene, pada kedalaman hanya 10 km, sesaat sebelum pukul 01.30 dini hari.

Baca Juga: Punya Kartu Tani? Buruan Beli Pupuk Subsidi di Kios-kios Resmi!!!

Gempa dan gempa susulan merusak lebih dari 300 rumah dan dua hotel, serta meratakan rumah sakit dan kantor gubernur, di mana pihak berwenang mengatakan kepada bahwa beberapa orang telah terperangkap di bawah reruntuhan.

“Alhamdulillah, untuk saat ini oke, tapi kami baru merasakan gempa susulan lagi,” kata Sukri Efendy, seorang warga berusia 26 tahun di daerah itu.

Sebanyak 42 orang tewas, sebagian besar di Mamuju dan sisanya di kabupaten tetangga Majene. Menurut BPBD setempat, lebih dari 820 orang terluka.

Aktivitas seismik yang meningkat menyebabkan tiga tanah longsor, pasokan listrik terputus, dan jembatan rusak penghubung ke daerah lain seperti Kota Makassar. Hujan deras juga memperburuk kondisi bagi mereka yang mencari perlindungan.

Baca Juga: Hari Kedepalan, Tim Penyelam Polri Temukan 44 Kantong Bagian Jasad-Puing Pesawat Sriwijaya

Tidak ada peringatan tsunami yang dikeluarkan tetapi Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Indonesia, Dwikorita Karnawati mengatakan, pada konferensi pers bahwa gempa susulan dapat terjadi, dengan kemungkinan gempa kuat lainnya dapat memicu tsunami.

Setidaknya ada 26 gempa susulan, katanya, dengan gempa Jumat didahului gempa berkekuatan 5,9 pada hari sebelumnya.

Warga Mamuju, Muhammad Ansari Iriyanto  mengatakan, bahwa semua orang panik dan mencari perlindungan di perbukitan dan pegunungan terdekat. “Mamuju sekarang kosong, semua orang pergi ke gunung. Banyak bangunan runtuh dan orang takut tsunami,” katanya.

Warga lainnya, Syahir Muhammad menyampaikan kalau warga yang menjadi korban gempa sangat membutuhkan bantuan. "Hujan dan kami butuh bantuan," katanya.

Baca Juga: Deteksi Gejala Covid-19 via Kuku dan Daun Telinga

Video yang dibagikan di media sosial menunjukkan warga melarikan diri ke tempat yang lebih tinggi dengan sepeda motor, dan seorang gadis muda yang terperangkap di bawah reruntuhan ketika orang-orang mencoba memindahkan puing-puing dengan tangan mereka.

Petugas penyelamat menggunakan peralatan memotong dan mengangkat untuk membebaskan korban dan menemukan korban tewas.

Presiden Joko Widodo menyampaikan belasungkawa kepada para korban, berharap masyarakat untuk tetap tenang dan pihak berwenang untuk meningkatkan upaya pencarian.

Para pekerja baru sekarang mencoba memulihkan telekomunikasi dan hubungan jembatan serta memastikan pengiriman tenda, makanan dan persediaan medis, kata juru bicara pemerintah provinsi Sulawesi Barat Safaruddin.

Baca Juga: 3 Manfaat Vaksin Covid-19, Yuk Disimak Biar Nggak Gagal Paham

Sekitar 15.000 orang telah meninggalkan rumah mereka sejak gempa, dengan pandemi virus corona kemungkinan akan mempersulit distribusi bantuan.

“Ini tentu salah satu yang paling menantang, (bencana) ini adalah salah satu ketakutan kami dan sekarang kami sedang melaksanakan semua perencanaan dan protokol itu,” kata Jan Gelfand, kepala Federasi Palang Merah Internasional di Indonesia.

Seperti diketahui, pada 2018 gempa berkekuatan 6,2 Skala Richter yang menghancurkan dan tsunami berikutnya melanda kota Palu, di Sulawesi, menewaskan ribuan orang.

Gempa berkekuatan 9,1 di bagian utara pulau Sumatera memicu tsunami pada Boxing Day tahun 2004 yang melanda wilayah pesisir Indonesia, Sri Lanka, India, Thailand dan sembilan negara lainnya, menewaskan lebih dari 230.000 orang***(Ade Cahyana/Pikiranrakyat-Bekasi.com)

Editor: Mordiadi

Sumber: REUTERS Pikiran Rakyat Bekasi ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah