Luqman Hakim Nilai Kehadirian Nadiem ke PBNU Sekedar Cari Suaka Politik

- 23 April 2021, 17:18 WIB
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Mendikbud Nadiem A. Makarim , dan Sekjen PBNU HA Helmy Faishal Zaini (kanan ke kiri) di kantor PBNU Jalan Kramat Raya 164 Jakarta./NU Online/Suwito
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Mendikbud Nadiem A. Makarim , dan Sekjen PBNU HA Helmy Faishal Zaini (kanan ke kiri) di kantor PBNU Jalan Kramat Raya 164 Jakarta./NU Online/Suwito /WartaSambasRaya.com/



WARTA SAMBAS - Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Luqman Hakim menilai permintaan maaf Mendikbud, Nadiem Anwar Makarim karena kelalaian tak mencantumkan nama pendiri NU, KH Hasyim Asy’ari pada Kamus Sejarah Indonesia, adalah upaya mencari suaka politik agar tak dipecat Presiden Joko Widodo.

Kecuali permintaan maaf dan klarisifikasi Nadiem tersebut langsung dibarengi dengan evaluasi total seluruh dokumen sejarah yang telah diterbirkan negara.

Baca Juga: Formasi Guru di Penerimaan CASN 2021, Ini Penjelasan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim

“Jika klarifikasi dan permintaan maaf Nadiem Makarim ke PBNU tidak dilanjutkan dengan evaluasi total seluruh dokumen sejarah yang telah diterbitkan negara dan meluruskannya dengan menggandeng pihak yang berkompeten termasuk PBNU, maka bagi saya kehadiran Nadiem Makarim ke PBNU hanyalah sekedar upaya mencari suaka politik agar tidak dicopot oleh Presiden Jokowi,” ujar Luqman Hakim Kamis 22 April 2021 dikutip dari NU Online.

Menurut Luqman selama ini sejarah peranan NU dan para kiainya masih banyak yang ditutup-tutupi sehingga tak banyak diketahui publik.

"Banyak fakta sejarah peranan ulama, kiai dan NU dalam perkembangan bangsa Indonesia yang ditutup-ditutupi oleh kekuatan tertentu sehingga tidak diketahui masyarakat luas,” tukasnya.

Karena Luqman pun menganggap tak dimasukkkannya nama KH Hasyim Asy’ari dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dalam Kamus Sejarah Indonesia yang disusun Kemendikbud, bukanlah kelalaian atau kekhilafan saja.

Baca Juga: Nadiem Makarim: Orangtua atau Walimurid Bebas Memilih, Pembelajaran Tatap Muka Terbatas atau Tetap Jarak Jauh

Akan tetapi Luqman menduga ada kekuatan kontra NKRI yang menysup di Kemendikbud, yang berupaya memecah belah bangsa melalui sejarah.

“Saya menduga Kemendikbud telah disusupi kekuatan kontra NKRI yang ingin memecah belah bangsa Indonesia dengan mendiskriminasikan kelompok-kelompok tertentu di dalam masyarakat melalui penulisan sejarah, dalam hal ini kelompok NU,” ujar wakil rakyat dari Fraksi PKB ini.

Akibat kasus Kamus Sejarah Indonesia ini Luqman Hakim pun juga meminta kepada Presiden Jokowi agar melakukan evaluasi menyeluruh terhadap Kemendikbud, agar bersi dari kekuatan yang menurutnya ingin memecah belah bangsa.

“Harus ditemukan pihak-pihak yang secara sengaja dan sistematis melakukan manipulasi dengan menghilangkan peran ulama dan organisasi Islam dalam sejarah bangsa. Tak peduli siapapun yang melakukan dan kapan dilakukannya,” tegasnya.***

Sebelumny dikabarakan bahwa Mendikbud RI, Nadiem Anwar Makarim berkunjung langsung ke kantor PBNU di Jakarta dan ditemui oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj.

Baca Juga: Mandikbud Nadiem Makarim Tantang Mahasiswa Seluruh Indonesia, Berani Tidak...?  

Dalam kunjungan tersebut, Nadiem melakukan tabayun terkait kontroversi Kamus Sejarah Indonesia yang diterbitkan Kemendikbud sejak 2017.

Meskipun kamus sejarah yang tidak mencantumkan pendiri NU KH Hasyim Asy’ari tersebut bukan dikerjakan pada masa dirinya, Nadiem dengan tegas meminta maaf atas kegaduhan dan ketidaknyamanan yang terjadi, terutama kepada warga NU.

“Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi. Kami sudah membentuk tim untuk merevisi total kamus tersebut,” ujar Nadiem di kantor PBNU Kamis 22 April 2021.***

Editor: Yuniardi

Sumber: Instagram NU Online @nuonline_id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x