Bukan Tak Bisa Berenang, Ini Alasan 53 Awak Kapal KRI Nanggala-402 yang Tenggelam Tidak Keluar Selamatkan Diri

- 27 April 2021, 00:00 WIB
Bagian kapal KRI Nanggala 402 hasil citra Remotely Operated Vehicle (ROV) MV Swift Rescue ditunjukkan saat konferensi pers di Lanud I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali. KRI Nanggala 402 dipastikan tenggelam dan 53 awak kapalnya gugur di perairan utara Bali.
Bagian kapal KRI Nanggala 402 hasil citra Remotely Operated Vehicle (ROV) MV Swift Rescue ditunjukkan saat konferensi pers di Lanud I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali. KRI Nanggala 402 dipastikan tenggelam dan 53 awak kapalnya gugur di perairan utara Bali. /ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/

WARTA SAMBAS - Kapal selam KRI Nanggala 402 dikabarkan hilang kontak di perairan Bali saat menjalani latihan peluncuran torpedo di perairan pulau Dewata bali. 

Saat itu, ada 53 awak kapal yang berada dalam Nanggala 402 dengan cadangan oksigen hanya bisa bertahan untuk 72 jam atau selama 3 hari.

KRI Nanggala 402 dinyatakan tenggelam, setelah di prediksi dari hasil pencarian bahwa kapal selam tersebut sudah berada di kedalaman 850 meter.

Baca Juga: Unggah Kaliman Tak Senonoh soal KRI Nanggala 402, Capres Fiktif Nurhadi Diciduk Polisi

Lantas muncul pertanyaan mengapa awak KRI Nanggala 402 tak berenang saja keluar saat kapal mulai tenggelam.

Dan mengapa mereka juga tak membuka pintu darurat untuk keluar menyelamatkan diri?

Tentu sepertinya ada alasan kuat mengapa para awak kapal KRI Nanggala 402 tidak nekat berenang keluar kapal saat kapal mulai tenggelam.

Untuk menjawab hal tersebut, melansir dari mantrasukabumi.com dalam artikel Pantas Saja Para Awak KRI Nanggala 402 Tak Berenang Keluar Saat Kapal Tenggelam, Ternyata ini Alasannya bersumber dari kanal Youtube Fakta Militer, pada Senin 26 April 2021, bahwa hal tersebut mustahil dilakukan.

Sebab sebagaimana pada umumnya sebuah kapal selam itu tidak memiliki pintu darurat yang bisa dibuka dengan leluasa.

Baca Juga: Sampaikan Bela Sungkawa, Salah Seorang Korban Ditenggelamnya KRI Nanggala 402 Kerabat Menhan Prabowo Subianto

Tak segampang yang dibayangkan, pintu kapal selam jauh lebih rumit, karena dirancang agar tidak bisa dimasuki air laut saat menyelam.

Maka dari itu, untuk penggantinya ada kompartemen penyelamat yang tidak bisa dimasuki air karena memiliki sistem isolasi saat bagian lain kapal selam telah bocor.

Dilansir dari San Francisco Maritime National Park Association, di dalam kompartemen tersebutlah kru kapal selam menyelamatkan diri.

Kesempatan mereka untuk tetap selamat juga bergantung pada kedalaman air tempat saat kapal selam berada. Bagaimana jika kru nekat keluar dari kapal di kedalaman 850 m?

Hal itu akan menjadi kesalahan fatal, sebab air bisa masuk ke kapal dengan sangat cepat dan membanjiri kapal dalam hitungan detik.

Baca Juga: Lagu ‘Sampai Jumpa’ Jadi Salam Perpisahan Awak Kapal Selam KRI Nanggala-402, Ini Sejarahnya...

Bisa saja kru kapal masih bisa menahan tekanan air yang masuk dan mencoba berenang keluar, jika kedalaman masih terbilang rendah.

Sebagaimana dilansir Schmidt Ocean Institute, tekanan hidrostatis air meningkat 1 atm setiap kedalaman 10 meter. Dengan demikian tekanan udara di kedalaman 850 meter adalah 85 atm.

Sedangkan manusia hanya dapat bertahan pada tekanan sekitar 3-4 atm. Jadi, dapat disimpulkan berenang di laut dengan kedalaman 85 atm adalah hal yang tidak mungkin bagi manusia.

Rasanya setara seperti diinjak 100 ekor gajah di kepala, sebab air masuk ke dalam kapal selam kurang dari hitungan detik.

Saat air masuk ke kapal, gendang telinga akan pecah, paru-paru termampatkan hingga menyebabkan rasa sakit yang luar biasa, lalu setelah itu pecah.

Baca Juga: Ini Daftar Nama 53 Awak Kapal Selam KRI Nanggala-402, Semuanya Diusulkan Naik Pangkat

Selanjutnya diikuti hancurnya pembuluh darah dan seluruh organ tubuh. Singkatnya, membuka pintu kapal selam dan berenang keluar adalah hal yang mustahil, kecuali kapal masih berada di kedalaman dangkal.

Hal lain yang penting Anda ketahui adalah fakta rudal buatan Cina yang akan ditembakan KRI Nanggala 402 dan misteri laut utara bali hingga menyebabkan tenggelamnya Kapal Selam KRI Nanggala 402

Rudal buatan Cina C-802 yang tadinya akan ditembakan TNI Angkatan Laut di laut Bali merupakan salah satu rudal anti kapal canggih dunia.

Rudal ini dikembangkan di Cina sejak tahun 1989, rudal ini berkode Nato CSSN 8 CKD dan dari keterangan pabrikannya, rudal ini punya akurasi hampir mendekati 100 persen yaitu 98 persen.

Baca Juga: Kapal Selam KRI Nanggala-402 Ditemukan di Kedalaman 838 Meter, KASAL: Terbelah 3 Bagian

Dan yang lebih keren lagi, C-802 mampu terbang dalam ketinggian 5 meter dari permukaan air laut.

Hal ini membuat rudal sulit dideteksi oleh sasaran, dan sulit menghindari dari serangan rudal tersebut.

Dilansir Youtube @Suara Istana pada Senin, 26 April 2021, rudal ini dapat menghantam sasaran dalam jarak 120 KM .

Rudal ini sangat berbahaya bagi musuh karena memiliki kecepatan supersonik . Bukan hanya Indonesia yang memiliki rudal ini, Iran, Pakistan, Thailand dan Myanmar.

Daya ledak Rudal ini sangat sangar, diyakini mampu mata dunia takjub ke Indonesia. Sebab dapat menghancurkan kapal perang yang berbobot 3000 ton.

Baca Juga: Kapal Selam KRI Nanggala-402 Tenggelam, MUI: Mari Laksanakan Salat Gaib

Tenggelamnya Kapal Selam KRI Nanggala 402 di laut Utara Bali, seperti diketahui memang dikenal berarus kuat dan terdapat curugan bawah laut yang cukup dalam.

Arus di utara laut Bali relatif kuat karena mendapatkan pengaruh arus global yang bernama arlindo atau arus laut kepulauan Indonesia.

Sebab, masa air laut pasifik masuk ke Makasar kemudian mengalir ke Samudra Pasifik lewat Selat Lombok lalu bagian arus digerakkan ke barat dan ke timur.

Artikel ini sebelumnya telah tayang di mantrasukabumi.pikiran-rakyat.com dalam arikel Pantas Saja Para Awak KRI Nanggala 402 Tak Berenang Keluar Saat Kapal Tenggelam, Ternyata ini Alasannya.***

Editor: Yuniardi

Sumber: mantrasukabumi.pikiran-rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah