WARTA SAMBAS – Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) Tony Kurniadi memanfaatkan masa tidak bersidang (reses) ke Desa Sungai Kumpai, Kecamatan Teluk Keramat, Kabupaten Sambas.
Jangan membayangkan reses ke Desa Kumpai yang Tony Kurniadi lakukan ini seperti kunjungan kerja biasa, dari gedung yang satu ke gedung lainnya.
Tony Kurniadi harus menempuh perjalanan yang teramat panjang nan melelahkan ke Desa Sungai Kumpai. Selain menyeberangi sungai, juga perjalanan darat.
“Kami harus menyerang sungai lewat dermaga penyeberangan yang bernama Teluk Kalong,” kata Tony Kurniadi, Rabu 16 Februari 2022.
Selanjutnya Legislator Partai Amanat Nasional (PAN) ini melanjutkan perjalanan menggunakan mobil hingga beberapa Kilometer.
Ternyata belum sampai tujuan, Tony Kurniadi harus melanjutkan perjalanan menggunakan sepeda motor.
“Ruas jalannya sempit dan rusak. Kemudian harus melewati jembatan kayu. Tidak memungkinkan pakai mobil,” ungkap Tony Kurniadi
Setelah melalui perjalanan melelahkan, akhirnya Tony Kurniadi tiba di Dusun Semayong, Desa Sungai Kumpai. Bertemu dengan masyarakat di sana.
Dengan balutan seremoni sederhana, Tony Kurniadi pun bisa bertatap muka langsung dengan masyarakat Desa Sungai Kumpai.
Kegiatan pada Senin 7 Februari 2022 sejak pukul 09.30 WIB sampai 11.00 WIB di Desa Sungai Kumpai itu berjalan dengan menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes).
Ketika bertatap muka langsung dengan masyarakat itu, Tony Kurniadi pun sedikit menjelaskan tentang reses dan tujuannya.
Tony Kurniadi juga menyampai program-program Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalbar, khususnya terkait pembangunan di Kabupaten Sambas.
Salah satunya pembangunan Jembatan Sungai Sambas Besar (JSSB) yang menggunakan APBN akan dimulai tahun ini. Jembatan ini menghubungkan Desa Mak Rampai dengan Tekarang.
Baca Juga: Tony Kurniadi Serap Aspirasi, Warga Desa Mak Tangguk Minta Pipanisasi Pertanian
Selain itu, Tony Kurniadi juga menyampaikan program pembangunan Waterfront City di lingkungan Keraton Sambas.
Termasuk pula terkait perbaikan jalan menuju Desa Temajuk Kabupaten Sambas yang kelak menjadi destinasi wisata bertaraf internasional.
Tidak lupa pula Tony Korniadi menyampaikan program penataan Pantai Sinam Pemangkat dan program-program lainnya di Kabupaten Sambas.
Berbagai program yang disampaikan Tony Kurniadi tersebut diperkuat juga oleh Anggota DPRD Kabupaten Sambas Nandes yang juga hadir.
"Kehadiran Pak Tony Kurniadi dan saya ini untuk menyerap aspirasi masyarakat. Silakan apa yang ingin disampaikan," kata Nandes.
"Kami akan memperjuangkannya sebatas kemampuan dan wewenang kami sebagai wakil rakyat," kata Nandes.
Baca Juga: Tatap Muka dengan Tony Kurniadi, Warga Desa Sungai Kelambu Minta Dibangun Waterfront
Kesempatan ini pun dimanfaatkan Warga Dusun Sempatan Imah menyampaikan tentang harga pupuk subsidi yang mahal.
“Saya berharap masalah ini dapat dengan cepat dan tepati diatasi, karena ini menyangkut ketahanan pangan dan kebutuhan pokok kita sehari-hari,” kata Imah.
Sementara warga lainnya Jamaluddin mengharapkan pembangunan dermaga bongkar muat hasil pertanian, supaya tidak simpan di badan jalan.
“Contohya sawit yang disimpan di badan jalan, tentu sangat menganggu aktivitas masyarakat yang melintasi jalan tersebut,” kata Jamaluddin.
Baca Juga: Tony Kurniadi Reses ke Desa Matang Labong, Warga Minta Minta Penampungan Air Hujan
Sedangkan Abdul Haris menyampaikan masalah jalan di desa tersebut. Ia berharap ada perbaik jalan di Dusun Semayong yang menghubungkan ke Desa Sekura sekitar 2 Kilometer.
“Sudah bertahun-tahun kami mengharapkan perbaikan jalan tersebut. Ini sudah lama dirindukan masyarakat di sini,” ucap Haris.
Pj Kepala Desa Sungai Kumpai Nurdi berharap Tony Kurniadi dapat memperjuangkan aspirasi masyarakat di desanya ini.
Ketika mendengarkan semua aspirasi masyarakat yang disampaikan dalam bentuk dialog tersebut, Tony Kurniadi mengatakan, sudah menjadi kewajibannya untuk memperjuangkannya.
Tentunya sesuai kemampuan dan kapasitasnya sebagai Anggota DPRD Provinsi Kalbar Daerah Pemilihan (Dapil) Kabupaten Sambas.
Tidak kalah penting, Tony Juga mengingatkan agar masyarakat memahami bahwa pembangunan daerah ini menggunakan skala prioritas. Jadi semuanya mesti bersabar.***