Gubernur Ganjar Pranowo Minta Prokes Lebih Diperketat Saat Gerakan Jateng di Rumah Saja

- 6 Februari 2021, 23:58 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. /Dok.Humas Jateng/

WARTA SAMBAS - 'Gerakan Jateng di Rumah Saja' hanya berlaku 2 hari sejak Sabtu 6 Februari 2021 hari ini, tidak masalah kalau pasar tradisional tetap dibuka, tetapi protokol kesehatannya harus lebih ketat.

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo mengaku, ada bupati atau wali kota yang menyampaikan akan tetap membuka pasar tradisional. "Maka saya minta diatur protokolnya dan menjadikan ini momentum penataan pasar," katanya. dikutip dari Pikiran-Rakyat.com dalam artikel berjudul "Pasar Tradisional Buka saat Gerakan Jateng di Rumah Saja, Ganjar Pranowo: Kewenangan di Bupati atau Wali Kota", Sabtu 6 Februari 2021.

Ia menjelaskan, dalam Surat Edaran (SE) tentang Gerakan Jateng di Rumah Saja itu ada istilah kearifan lokal. "Jadi tidak hanya arif dalam rangka membuat kebijakannya, tapi juga arif melihat kondisi daerahnya," kata Ganjar.

Poin 1C SE Gerakan Jateng di Rumah Saja itu menyebutkan, 'Gerakan dimaksud dilaksanakan sesuai kondisi dan kearifan lokal di wilayah masing-masing, termasuk di antaranya penutupan Car Free Day, penutupan jalan, penutupan toko/mall, penutupan pasar, penutupan destinasi wisata dan pusat rekreasi, pembatasan hajatan dan nikahan (tanpa mengundang tamu), serta kegiatan lain yang berpotensi memunculkan kerumunan (pendidikan, event, dll)'. 

"Jika daerahnya hijau, ya monggo. Data itu yang disampaikan. Kawan-kawan Bupati/Wali Kota saya berikan kewenangan untuk mengatur itu," tutur Ganjar. 

Beberapa Bupati/Wali Kota, lanjut Ganjar mengatakan komitmen penuh untuk memberlakukan gerakan itu. Mereka akan mencoba menerapkan dua hari untuk pembatasan pada masyarakat.

"Dan yang seperti itu tentu lebih baik. Tapi yang tidak menerapkan, saya minta benar-benar ditata protokolnya. Saya tegaskan, ini momentum untuk ayo diatur pasarnya, kalau tidak nanti tidak akan ada perbaikan yang berjalan," tegas Ganjar 

Sebab, jelas Ganjar, pasar, Pedagang Kaki Lima (PKL) dan beberapa tempat lain memang yang selama ini sulit diatur. Jika bisa diatur, maka semuanya akan berjalan bagus. 

"Problemnya kan hari ini sulit diatur. Masih banyak yang nongkrong, warungnya sempit, tidak berjarak dan sebagainya. Makanya pengalaman Pasar Salatiga dulu bagus, tapi tidak berlangsung," jelas Ganjar.

Halaman:

Editor: Mordiadi

Sumber: Pikiran Rakyat


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x