Network
WARTA SAMBAS – Terlepas dari perseteruan China dengan Amerika Serikat (AS) di berbagai bidang, ternyata Eropa juga mulai khawatir dengan Negeri Tirai Bambu tersebut.
Kekhawatiran itu menyusul fakta yang ditemukan mata-mata Eropa bahwa seorang ilmuwan dengan izin keamanan tinggi ternyata bekerja untuk China.
Menurut Jaksa Estonia, fakta tersebut terungkap setelah ilmuwan kelautan Tarmo Kouts mematai China sejak 2018. Disebutkan, mata-mata China telah menyusup ke instusi utama Eropa.
Pertumbuhan jumlah mata-mata China tersebut sangat mengejutkan Eropa. Lantaran hanya dalam waktu singkat sudah menyaingi Rusia. Salah satu taktik umum yang mereka gunakan, yakni konferensi bisnis dan akademis.
Pejabat intelijen di seluruh Eropa baru-baru ini juga dikejutkan oleh berita bahwa seorang ilmuwan terkemuka dihukum di negara-negara Baltik karena menjadi mata-mata China.
Baca Juga: AS Didesak Tutup Kamp Xinjiang China untuk Mengakhiri Genosida Muslim Uighur
Sebagaimana dikutip WartaSambasRaya.om dari businessinsider.com, kasus ini adalah bagian dari tren panjang yang mengkhawatirkan dari China yang berusaha menyusup ke berbagai institusi di seluruh benua. Dalam beberapa kasus, China menggantikan Rusia sebagai musuh paling nyata bagi Eropa.
Mereka menggambarkan lingkungan kontraintelijen di mana China sering menjadi ancaman spionase terbesar bagi lembaga-lembaga Eropa.
Pada Februari lalu, Lituania mengumumkan larangan penggunaan kontraktor perangkat lunak keamanan China. Sekitar waktu yang sama, pejabat Estonia memperingatkan bahwa China dan Rusia merupakan ancaman yang sebanding.
