Djoko Tjandra Mengaku sebagai Korban Penipuan Jaksa Pinangki

WARTA SAMBAS – Djoko Tjandra alias Joko Soegiarto Tjandra, terdakwa perkara suap pengurusan fatwa di Mahkamah Agung (MA), mengaku sebagai korban penipuan Jaksa Pinangki Sirna Malasari.

"Saya telah jadi korban miscarriage of justice (peradilan sesat), korban ketidakadilan, dan korban pelanggaran Hak Asasi Manusia," ujar Djoko Tjandra, dikutip WartaSambasRaya.com dari PMJ News.

Hal itu diungkap Djoko Tjandra ketika membacakan pledoi atau pembelaan diri dalam sidang lanjutannya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Senin 15 Maret 2021.

Djoko Tjandra mengatakan, ingin kembali ke Indonesia dalam keadaan bebas. Sehingga bekerjasama dengan Jaksa Pinangki dan seorang lain bernama Rahmat. Namun, malah ditipu oleh keduanya atas Putusan Peninjauan Kembali (PK) MA RI Nomor: 12/PK/Pid.Sus/2009.

"Harapan dan kerinduan saya untuk pulang ke tanah air Indonesia yang saya cintai ini telah pula dimanfaatkan orang lain untuk menipu saya,” kata Djoko Tjandra.

Baca Juga: Napoleon Bonaparte Divonis 4 Tahun Penjara dan Denda 100 Juta Rupiah, Lebih Tinggi dari Tuntutan Jaksa

Kerinduan untuk pulang ke Indonesia, lanjut dia, malah mengantarkannya ke kursi terdakwa. “Menjadi korban dari harapan dan kerinduan itu sendiri, karena termakan janji-janji, iming-iming yang ternyata tidak lebih dari suatu penipuan belaka," ucap Djoko Tjandra.

Jaksa Pinangki dan Rahmat, kata Djoko Tjandra, yang berinisiatif mengajukan bantuan kepadanya di Kuala Lumpur, Malaysia. "(Keduanya) datang bertemu saya di Kuala Lumpur, Malaysia,” ungkapnya.

Jaksa Pinangki dan Rahmat, tambah dia, menawarkan bantuan dan menjanjikan untuk menyelesaikan persoalan hukumnya lewat jalur Fatwa MA guna menindaklanjuti Putusan MK No: 33 Tahun 2016