Korea Selatan Terpapar Varian Baru Virus Corona dari Inggris

29 Desember 2020, 12:02 WIB
Ilustrasi varian baru virus corona. //Pixabay//Gerd Altmann

WARTA SAMBAS – Tiga warga Korea Selatan (Korsel) yang baru tiba dari Inggris pada Senin lalu ternyata membawa varian baru virus corona. Penemuan perdana ini membuat otoritas kesehatan setempat semakin meningkatkan kewaspadaannya.

Masuknya varian baru virus corona ini merupakan gelombang ketiga penyebaran Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di negeri yang terkenal dengan K-Pop tersebut.

Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan mengungkapkan, saat ini pihak yang berwenang sedang menyelidiki kasus tentang seorang pria tua yang sudah positif Covid-19 setelah kembali dari Inggris, apakah berkaitan dengan varian baru virus corona atau tidak.

Selain pria tua tersebut, ororitas terkait juga menyelidiki tiga anggota keluarga pria tua tersebut, apakah sudah terpapar varian baru virus corona atau belum.

Baca Juga: Xiomi Mi 11 Diluncurkan Akhir Tahun 2020, Mau Tau Harga dan Spesifikasinya, Cek Disini

Sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com dalam artikel berjudul “Temukan Pasien dengan Varian Baru Covid-19, Otoritas Kesehatan Korea Selatan Semakin Waspada”, varian baru virus corona yang diperkirakan dari London pada pertengahan September lalu itu sedang diteliti terkait seberapa besar dampak yang akan ditimbulkannya.

Inggris telah memberlakukan pembatasan berat pada populasinya untuk melawan varian baru virus corona. Sementara Korea Selatan mengumumkan akan menangguhkan penerbangan tujuan Inggris selama seminggu setelah batas waktu aslinya pada 31 Desember 2020 tengah malam.

Pengenalan varian baru virus corona mengkhawatirkan para pejabat yang sudah berjuang untuk mengelola situasi ketika menghadapi gelombang virus corona yang paling mengancam sejak Januari.

Baca Juga: Wanita 30 Tahun di Jepang Terinfeksi Varian Baru Virus Corona dari Afrika

“Kami melakukan langkah-langkah yang diperkuat untuk semua entri untuk mencegah masuknya varian Covid-19 dari Inggris dan Afrika Selatan,” kata Jeong Eun-kyeong, Komisaris KDCA.

Dilansir dari Korea Herald, pada Senin, 28 Desember 2020, Otoritas Korea mengumumkan 808 kasus virus Corona baru, 787 ditularkan secara lokal, dan 21 ditularkan dari luar negeri. Dengan begitu, telah terjadi peningkatan jumlah total kasus yang tercatat di Korea, yaitu 57.680.

“Jumlah kasus yang ditularkan secara lokal telah memasuki angka 700 untuk pertama kalinya setelah beberapa waktu, tetapi kita harus melihat apa yang sebenarnya mengindikasikan,” kata juru bicara Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Son Young-rae

Akibat kenaikan jumlah kasus harian tetap tinggi, pada Minggu, 27 Desember 2020, Korea mengumumkan akan mempertahankan aturan jarak sosial yang diperketat hingga 3 Januari 2021. Wilayah ibu kota Seoul, Incheon, dan Provinsi Gyeonggi di bawah aturan Level 2.5 dan wilayah lainnya di bawah level 2.

Pihak berwenang menetapkan batasan yang lebih kuat untuk musim liburan musim dingin, terutama untuk pertemuan dan perjalanan pribadi.

Baca Juga: Ini Alasan China Semakin Agresif Menyerang India

Otoritas terkait juga menutup semua resor ski, gelanggang es, dan bukit kereta luncur. Selain itu, pemerintah Seoul melarang pertemuan pribadi lima orang atau lebih hingga 3 Januari mendatang.

Menegakkan langkah-langkah pengendalian virus yang ketat di wilayah ibu kota Seoul menjadi fokus utama otoritas lokal karena wilayah Greater Seoul bertanggung jawab terhadap hampir 60 persen dari semua kasus di Korea hingga saat ini. Terhitung 67,3 persen dari kasus harian baru.

Seoul mengumumkan 297 kasus baru, diikuti Provinsi Gyeonggi dengan 188 kasus, dan Incheon dengan 45 kasus.

Pejabat mendesak orang-orang untuk mengambil tindakan pencegahan ekstra di rumah karena sekira 25 persen pasien Covid-19 yang dilaporkan selama sebulan terakhir terinfeksi melalui anggota keluarga.

Perdana Menteri Chung Sye-kyun mengatakan bahwa para pejabat menemukan pola orang-orang yang aktif secara ekonomi berusia 40-an dan 50-an yang menularkan virus ke anggota keluarga.

Baca Juga: Tokoh GMNI dan Mantan Anggota DPR-RI Roy BB Janis Tutup Usia

Sekira 44 persen dari pasien Covid-19 dikonfirmasi berusia 20-an atau lebih muda telah terinfeksi melalui kontak dengan anggota rumah tangga.

“Kunci untuk mengekang kebangkitan hari ini adalah secara efektif melakukan tindakan pengendalian virus di rumah, tempat kerja, dan kegiatan sosial,” kata Chung.

“Saya meminta orang paruh baya dan lansia untuk benar-benar menjalankan aturan sanitasi di tempat kerja dan batas sosial untuk melindungi kehidupan anggota keluarga tercinta,” ucapnya.

Akhir pekan ini, Korea telah melaporkan total 819 kematian akibat virus Corona baru, naik 11 dari sebelumnya.

Baca Juga: Sekolah Bisa Sanggah Pengumuman LTMPT Terkait Data Kuota SNMPTN 2021

Jumlah pasien Covid-19 dalam kondisi serius atau kritis mencapai 295 orang, naik dari 293 orang dari sebelumnya. Ada sebanyak 39.268 orang telah dipulangkan dari karantina setelah pulih.

Dan setelah mendapatkan reaksi publik karena tertinggal dari negara lain dalam mengamankan pasokan vaksin, pemerintah menyatakan bahwa mereka telah berfokus pada pengamanan pasokan vaksin selama berbulan-bulan dan bahwa inokulasi akan dimulai.

Bahkan pemerintah membantah tuduhan atas gagalnya mengamankan vaksin untuk rakyatnya atau akan menghadapi penundaan dalam menyediakan vaksin yang berasal dari luar negeri dengan mengatakan pihaknya secara konsisten bekerja dengan para ahli untuk menetapkan strategi dan tujuan.

Baca Juga: WNA Dilarang Masuk Indonesia Per 1 Januari 2021, Kecuali Ini…

Menurut KDCA, Korea Selatan memutuskan untuk membeli vaksin untuk 46 juta orang dan menandatangani kontrak resmi untuk 36 juta orang.

Pemerintah sedang dalam pembicaraan dengan pengembang untuk membeli lebih banyak vaksin untuk 10 juta orang.

Komisaris KDCA Jeong mengatakan jumlah vaksin yang akan dibawa ke Korea mulai kuartal pertama tahun depan.

“Kami membuat negosiasi rahasia dengan pengembang vaksin dan memiliki beberapa kewajiban kerahasiaan untuk diikuti, dan beberapa perubahan mungkin terjadi dalam volume rinci vaksin dan kapan harus memasoknya untuk pengembang,” kata Jeong.***(Mutia Yuantisya/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Mordiadi

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler