CePAD, Alat Pendeteksi Covid-19 Tercepat Karya Unpad

11 Januari 2021, 09:13 WIB
CePAD, produk inovasi deteksi Covid-19. /Tangkap layar YouTube/ YouTube.com/ Kemenristek BRIN

WARTA SAMBAS – Bravo. Peneliti Universitas Padjajaran (Unpad) sukses membuat alat pendeteksi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) berbasis antigen. Dinamainya dengan CePAD (Alat Deteksi Cepat Buatan Unpad). Tercepat saat ini.

Sesuai dengan namanya CePAD, alat deteksi ini hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk mengetahui apakah seorang terpapar Covid-19 atau tidak.

“Kami hitung apabila produksi lebih banyak sampai 1 juta unit, harga bisa di bawah Rp120.000," kata Diana Sari, Direktur Inovasi dan Korporasi Unpad, seperti diberitakan Pikiran-Rakyat.com dalam artikel berjudul “Harga Maksimal Rp120.000, CePAD Buatan Anak Bangsa Deteksi Covid-19 dalam 15 Menit”, Senin 11 Januari 2021.

Dalam ada pengenalan CePAD di Sekretariat Ikatan Alumni Unpad kemarin, Diana mengungkapkan, Unpad menjadi satu-satunya universitas di Indonesia yang menciptakan tes pendeteksi Covid-19 berbasis antigen.

Baca Juga: Ramalan Shio Kelinci di Tahun 2021, Hadapi Masa yang Cukup Sulit

Sensitivitas CePAD untuk mendeteksi Covid-19 sangat luar biasa, mencapai 82 persen dengan tingkat akurasi hingga 91,5 persen.

Untuk melihat adanya Covid-19 atau tidak, tenaga medis mengambil sampel lendir di tenggorokan. Kemudian, sampel tersebut diletakkan pada alat CePAD.

Dalam 15 menit, dengan CePAD bisa diketahui ada atau tidaknya virus corona. Proses pendeteksian Covid-19 harus dilakukan dengan bantuan tenaga kesehatan, tidak bisa dilakukan sendiri oleh masyarakat.

Baca Juga: Bagi Pemegang Kartu KIS Ingin Dapat BST, Siapkan Dokumen Ini

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat telah memesan 10.000 unit CePAD dan beberapa telah didistribusikan ke Rumah Sakit (RS) Hasan Sadikin. Kementerian Riset dan Teknologi juga telah memesan 3.000 unit CePAD.

Diana memastikan kapasitas produksi CePAD bisa mencapai 500.000 unit per bulan. Tidak menutup kemungkinan juga CePAD bisa diekspor, namun terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi.

Ia mengungkapkan, penelitian untuk membuat CePAD dimulai sejak April 2020 lalu. Sebelumnya, peneliti Unpad sedang meneliti tentang flu burung.

Baca Juga: BLT UMKM Untuk Golongan Ini, Lihat di eform.bri.co.id/bpum

Namun, hadirnya pandemi Covid-19 mendorong para peneliti menghentikan sementara penelitian flu burung dan beralih ke Covid-19.

Setelah berhasil membuat CePAD, peneliti Unpad sedang membuat alat pendeteksi Covid-19 yang lebih nyaman digunakan. Sampel untuk mendeteksi adanya Covid-19 cukup diambil dari ludah.

Ludah kemudian diteteskan ke alat deteksi dan hasilnya pun bisa diketahui dalam waktu cepat. Direncanakan, pembuatan alat tersebut rampung pada Februari 2021.***(Rani Ummi Fadila/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Mordiadi

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler