Mutasi Virus Corona Bermutasi hingga 32 Kali di Tubuh, Bisakah Dicegah? Beriikut Penjelasannya

- 29 Juni 2021, 07:42 WIB
Ilustrasi mutasi Covid-19.
Ilustrasi mutasi Covid-19. /PIXABAY/

Kejadian ini telah dimuat di jurnal medis medRxiv. Menurut laporan tersebut, wanita itu didiagnosis HIV tahun 2006 dan sistem kekebalannya terus melemah secara bertahap dari waktu ke waktu.

Baca Juga: Ini 3 Alasan Kenapa Pasien Covid-19 Enggan Jalani Isolasi Mandiri

Pada September 2020, wanita tersebut terpapar COVID-19. Ternyata, tanpa ia sadari virus corona terus bermutasi di dalam tubuhnya.

Para peneliti menilai, beberapa mutasi yang terjadi pada wanita tersebut telah terlihat pada varian yang telah diberitakan sebelumnya, contohnya mutasi E484K dan N510Y.

Sampai saat ini, para peneliti belum mengetahui apakah mutasi ini dapat ditularkan dari orang-ke-orang atau tidak.

Namun, baru-baru ini juga telah ditemui varian baru virus corona di provinsi KwaZulu-Natal, Afrika Selatan. Satu dari 4 orang dewasa yang terpapar adalah penderita HIV positif.

Temuan baru ini membuat para peneliti khawatir. Jika lebih banyak kasus varian baru ditemukan pada pasien HIV, maka bisa jadi pasien HIV tahap lanjut dapat menjadi penyebar varian virus corona.

Baca Juga: 8 RS Ini yang Disetujui BPOM untuk Uji Klinis Ivermectin sebagai Obat Covid-19

Apa Mutasi Corona Berlebihan Ini Bisa Dialami Semua Orang?

Dijelaskan dr. Arina, pada penelitian awal, mutasi virus corona berlebihan ini bisa dialami pada orang yang menderita immunocompromised atau imunosupresi. Salah satu contohnya adalah penderita HIV.

Halaman:

Editor: Yuniardi

Sumber: klikdokter.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah