Didik Anak agar Jadi Cerdas dan Pintar secara Islam, Begini Caranya menurut UAS

4 April 2024, 00:15 WIB
Ilustrasi didik anak /Beritadiypikiranrakyat

WARTA SAMBAS - Setiap orang tua pasti memiliki keinginan agar anaknya kelak menjadi anak yang cerdas, berakhlaq dan bertakwa kepada Allah SWT.

Lalu bagaimana ikhtiar kita untuk menjadikan anak seperti itu? Berikut ini cara yang disarankan Ustaz Adi Hidayat (UAH) agar anak kita menjadi cerdas dan soleh/solehah.

Melalui unggahan videonya, UAH menjelaskan bahwa pendekatan kepada Allah adalah kunci utamanya. Sebab Allah tuhan yang maha kuasa adalah yang memiliki segala ilmu pengetahuan.

Baca Juga: Pelihara Burung dalam Sangkar, Ternyata Fatwa dan UAS Jelaskan Hal Berikut

"Kalau ingin diberi oleh Allah pengetahuan itu, maka dekati Allah pemiliknya," kata UAH.

Adapun cara agar si anak dekat dengan Allah dan mendapatkan kecerdasan, berikut ini dua caranya menurut UAH.

1. Tingkatkan Salat

Salat seorang anak mesti benar benar dijaga agar mereka tidak lalai. Sebab menurut UAH salat adalah kunci utama seseorang untuk menjadi dekat dengan Allah sang pemilik segalanya.

"Masih ingat nasihat nabi? Jika anak usia 7 tahun ajari merekah salat. Usia dia 10 tahun menjelang baligh tidak mau salat maka berikan pelajaran yang membuat dia mengerti," kata UAH.

Kenapa Rasullah SAW meminta anak untuk salat, menurut UAH karena ada korelasi antara salat dengan kepintaran dan kebaikan seorang anak.

Baca Juga: Sedekah Jangan Tunggu sudah Meninggal, Buya Yahya : Insya Allah Selamat di Akhirat

Ditegaskan oleh UAH kalau si anak diajari salat dengan benar dari kecilnya, maka anak itu dewasa akan tumbuh jadi anak yang baik dan pintar.

"Itu sudah rumusnya, Ibu cek ya, Al-Kindi, Al-Ghazali, Al- Farabi, Ibnu Sina, Al Khawarizmi, Al-Bantani, (nama nama ilmuwan Islam yang masyhur dan cerdas, red) semua ulama ini dari kecil sebelum mereka belajar pengetahuan dididik oleh orangtuanya salat," jelas UAH.

2. Hafalkan Al Qur'an

Menurut UAH ada rumus langsung yang diajarkan oleh pakar Al Qur'an agar si anak tumbuh menjadi seorang yang dekat, mudah membaca bahkan menghafal kitab Al-Qur'an.

Dikatakan UAH kalau dia baru lahir, di setiap bulannya putarkanlah (dengarkan mp3) Al Quran. Satu bulan satu juz, berturut turut. Dari juz 1 usia 1 bulan, juz 2 di usia dua bulan, hinggalah juz 30 saat usia anak mencapai 30 bulan (2 tahun, 6 bulan).

"Jadi begitu anak itu usianya 30 bulan dia sudah mendengar 30 juz. Dan bayi itu fungsi utamanya pada pendengarannya, bukan pada penglihatannya," jelas UAH.

Baca Juga: Sambungkanlah dengan Allah, Supaya Hati dan Pikiran Tenang, Ini Kata Buya Yahya

Ketika bayi berusia 2 tahun 6 bulan saat itu lah bayi mulai pandai untuk berbicara. Dan sudah menghimpun di memorinya 30 juz Al-Quran maka tinggal diajarkan untuk membaca dan menghafal Al Quran.

"ini sepekat para pakar Al Quran, hanya tinggal diajarkan menghafal Al Qur'an, 6 bulan hafal Qur'an 30 juz. Jadi usai 3 tahun anak itu sudah hafal 30 juz," imbunya.

"Ibu cari murottal 30 juz. Bisa dengan speaker aktif atau dengan yang lain (Handphone, laptop, dsb, red) ibu putar aja di rumah 24 jam," tambahnya.

Menurut UAH hampir semua Ilmuwan islam yang terkemuka di dunia adalah seolah penghafal Al Qur'an dan hadist. Sebab isi isi kandungan Al-Quran banyak yang bersinggunan dengan ilmu ilmu yang meliputi segala macam bidang kehidupan, seperti fisika, bedah dokter, matematika dan lain lain.

Baca Juga: Cara Ini Wajib Kamu Ikuti Jika Mau Kerjasama Bisnis secara Islam

"Ibnu sina hafal Qur'an hafal hadist hafal tafsir, kedokteran. Al-Khawarizmi hafal Qur'an hafal hadist, ahli matematika," kata UAH.

oleh karena itu UAH menyarankan bagi siapapun yang ingin anaknya menjadi cerdas, maka dekatkan si anak dengan Al Quran. Maka Allah akan meningkatkan kecerdasannya. Apalagi kalau si anak bisa hafal Al Quran dengan benar.

"Kalau hafal (Al Quran) dengan benar minimal tiga kali lipat (meningkatnya kecerdasan anak). Ada korelasi antara peningkatacan kecerdasan dengan hafalan Al Quran," kata UAH.

Sebab UAH menjelaskan Al Quran itu mempunyai kurang lebih 52 ribu kosa kota.

"Penelitian menunjukkan bahwa orang yang banyak hafal kosa kata itu akan berpangaruh pada wawasan," tambahnya.***

Editor: Y. Dody Luber Anton

Tags

Terkini

Terpopuler