4 Cara Buang Racun di Tubuh, Nomor 2 Butuh Semangat yang Menggelora

- 17 Januari 2021, 15:02 WIB
Ilustrasi Olahraga
Ilustrasi Olahraga /Janeb13 /Pixabay

WARTA SAMBAS – Racun merupakan zat atau senyawa yang masuk ke tubuh dengan berbagai cara yang menghambat respon pada sistem biologis. Menyebabkan gangguan kesehatan, penyakit, bahkan kematian.

Banyak bahan kimia yang bersifat racun. Tetapi banyak pula racun alami dengan kadar yang sangat rendah, terutama dari hewan dan tumbuhan yang dikonsumsi manusia.

Dilansir WartaSambasRaya.com dari laman resmi Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), beberapa kelompok racun ditemukan pada tanaman yang bisa dikonsumsi. Beberapa racun yang larut dalam lemak dapat bersifat bioakumulatif.

Baca Juga: 6 Kebiasaan Orang Indonesia yang Salah Secara Medis, yang Doyan Dikerokin Masuk Sini!

Bila tanaman tersebut dikonsumsi, maka racunnya akan tersimpan pada jaringan tubuh. Misalnya solanin pada kentang. Kadar racunnya sangat bervariasi, karena dipengaruhi keadaan lingkungan dari tanaman itu tumbuh.

Berikut beberapa racun alami pada tanaman pangan yang sering dikonsumsi:

1. Kacang Merah (Phaseolus vulgaris)

Racun alami yang dikandung kacang merah disebut fitohemaglutinin (phytohaemagglutinin), termasuk golongan lektin.

Keracunan makanan oleh racun ini biasanya disebabkan karena konsumsi kacang merah dalam keadaan mentah atau yang dimasak kurang sempurna. Gejala keracunan yang ditimbulkan antara lain mual, muntah, dan nyeri perut yang diikuti diare.

Telah dilaporkan bahwa pemasakan yang kurang sempurna dapat meningkatkan toksisitas sehingga jenis pangan ini menjadi lebih toksik daripada jika dimakan mentah.

Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya keracunan akibat konsumsi kacang merah, sebaiknya kacang merah mentah direndam dalam air bersih selama minimal 5 jam, air rendamannya dibuang, lalu direbus dalam air bersih sampai mendidih selama 10 menit, lalu didiamkan selama 45-60 menit sampai teksturnya lembut.

Baca Juga: Pemilik KTP Ini Mungkin Ninja dari Konohagure, Seperti Naruto Uzumaki 

2. Singkong

Singkong mengandung racun linamarin dan lotaustralin, termasuk golongan glikosida sianogenik. Linamarin terdapat pada semua bagian tanaman, terutama terakumulasi pada akar dan daun.

Singkong dibedakan atas dua tipe, yaitu pahit dan manis. Singkong tipe pahit mengandung kadar racun yang lebih tinggi daripada tipe manis.

Jika singkong mentah atau yang dimasak kurang sempurna dikonsumsi, maka racun tersebut akan berubah menjadi senyawa kimia yang dinamakan hidrogen sianida, yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan.

Singkong manis mengandung sianida kurang dari 50 mg per kilogram, sedangkan yang pahit mengandung sianida lebih dari 50 mg per kilogram.

Baca Juga: Anda Nyeri Punggung Bawah, Ini Penyebab dan Kiat Redakannya

Meskipun sejumlah kecil sianida masih dapat ditoleransi oleh tubuh, jumlah sianida yang masuk ke tubuh tidak boleh melebihi 1 mg per kilogram berat badan per hari.

Gejala keracunan sianida antara lain meliputi penyempitan kerongkongan, mual, muntah, sakit kepala, bahkan pada kasus berat dapat menimbulkan kematian.

Untuk mencegah keracunan singkong, sebelum dikonsumsi sebaiknya singkong dicuci untuk menghilangkan tanah yang menempel, kulitnya dikupas, dipotong-potong, direndam dalam air bersih yang hangat selama beberapa hari, dicuci, lalu dimasak sempurna, baik itu dibakar atau direbus.

Singkong tipe manis hanya memerlukan pengupasan dan pemasakan untuk mengurangi kadar sianida ke tingkat nontoksik.

Baca Juga: Praveen/Melati Runner Up Thailand Open 2021

3. Pucuk Bambu (Rebung)

Racun alami pada pucuk bambu termasuk golongan glikosida sianogenik. Untuk mencegahnya, maka sebaiknya pucuk bambu yang akan dimasak terlebih dahulu dibuang daun terluarnya, diiris tipis, lalu direbus dalam air mendidih dengan penambahan sedikit garam selama 8-10 menit.

Gejala keracunannya mirip dengan gejala keracunan singkong, antara lain meliputi penyempitan kerongkongan, mual, muntah, dan sakit kepala.

Baca Juga: Tak Penuhi Kriteria, Brazil Kembalikan Permintaan Penggunaan Darurat Vaksin Sputnik V

4. Biji Buah-buahan

Contoh biji buah-buahan yang mengandung racun glikosida sianogenik adalah apel, aprikot, pir, plum, ceri, dan peach.

Walaupun bijinya mengandung racun, tetapi daging buahnya tidak beracun. Secara normal, kehadiran glikosida sianogenik itu sendiri tidak membahayakan.

Baca Juga: Perpres Pencegahan dan Penanggulangan Ekstrimisme Diterbitkan Jokowi

Namun, ketika biji segar buah-buahan tersebut terkunyah, maka zat tersebut dapat berubah menjadi hidrogen sianida, yang bersifat racun.

Gejala keracunannya mirip dengan gejala keracunan singkong dan pucuk bambu. Dosis letal sianida berkisar antara 0,5-3,0 mg per kilogram berat badan.

Sebaiknya tidak dibiasakan mengkonsumsi biji dari buah-buahan tersebut. Bila anak-anak menelan sejumlah kecil saja biji buah-buahan tersebut, maka dapat timbul kesakitan akibat keracunan dan pada sejumlah kasus dapat berakibat fatal.

Baca Juga: Waduh…Es Krim Ini Terkontaminasi Virus Corona, Petugas Kesehatan Kalang Kabut Cari Pembelinya…

5. Kentang

Racun alami yang dikandung kentang termasuk dalam golongan glikoalkaloid, dengan dua macam racun utamanya, yaitu solanin dan chaconine.

Biasanya racun yang dikandung kentang berkadar rendah dan tidak menimbulkan efek yang merugikan bagi manusia.

Meskipun demikian, kentang yang berwarna hijau, bertunas, dan secara fisik telah rusak atau membusuk, dapat mengandung kadar glikoalkaloid yang tinggi.

Baca Juga: TKI Berprofesi sebagai Nelayan Tenggelam di Sabah

Racun tersebut terutama terdapat pada daerah yang berwarna hijau, kulit, atau daerah di bawah kulit. Kadar glikoalkaloid yang tinggi dapat menimbulkan rasa pahit dan gejala keracunan berupa rasa seperti terbakar di mulut, sakit perut, mual, dan muntah.

Sebaiknya kentang disimpan di tempat yang sejuk, gelap, dan kering, serta dihindarkan dari paparan sinar matahari atau sinar lampu. Untuk mencegah terjadinya keracunan, sebaiknya kentang dikupas kulitnya dan dimasak sebelum dikonsumsi.

Baca Juga: Legislatif Desak KNKT Percepat Investigasi Kecelakaan Sriwijaya SJ 182

6. Tomat Hijau

Tomat mengandung racun alami yang termasuk golongan glikoalkaloid. Racun ini menyebabkan tomat hijau berasa pahit saat dikonsumsi.

Untuk mencegah terjadinya keracunan, sebaiknya tidak mengkonsumsi tomat hijau dan jangan pernah mengkonsumsi daun dan batang tanamam tomat.

Baca Juga: Vaksinasi Nasional Covid-19, Legislator Papua: Jangan Percaya Hoaks 

7. Parsnip (semacam Wortel)

Parsnip mengandung racun alami yang disebut furokumarin (furocoumarin). Senyawa ini dihasilkan sebagai salah satu cara tanaman mempertahankan diri dari hama serangga.

Kadar racun tertinggi biasanya terdapat pada kulit atau lapisan permukaan tanaman atau di sekitar area yang terluka.

Racun tersebut antara lain dapat menyebabkan sakit perut dan nyeri pada kulit jika terkena sinar matahari.

Kadar racun dapat berkurang karena proses pemanggangan atau perebusan. Lebih baik bila sebelum dimasak, parsnip dikupas terlebih dahulu.

Baca Juga: Kalina Ocktaranny Bersyukur Vicky Prasetyo Seorang Mantan Narapidana 

8. Seledri

Seledri mengandung senyawa psoralen, yang termasuk ke dalam golongan kumarin. Senyawa ini dapat menimbulkan sensitivitas pada kulit jika terkena sinar matahari.

Untuk menghindari efek toksik psoralen, sebaiknya hindari terlalu banyak mengkonsumsi seledri mentah, dan akan lebih aman jika seledri dimasak sebelum dikonsumsi karena psoralen dapat terurai melalui proses pemasakan.

Baca Juga: Komitmen Beri Akses Energi, Kementerian ESDM Tetapkan Formula dan Harga Elpiji 3 Kg 

9. Zucchini (semacam Timun)

Zucchini mengandung racun alami yang disebut kukurbitasin (cucurbitacin). Racun ini menyebabkan zucchini berasa pahit. Namun, zucchini yang telah dibudidayakan (bukan wild type) jarang yang berasa pahit.

Gejala keracunan zucchini meliputi muntah, kram perut, diare, dan pingsan. Sebaiknya hindari mengkonsumsi zucchini yang berbau tajam dan berasa pahit.

Baca Juga: Lagu Baru Selena Gomez Berbahasa Spanyol De Una Vez 

10. Bayam

Asam oksalat secara alami terkandung dalam kebanyakan tumbuhan, termasuk bayam. Namun, karena asam oksalat dapat mengikat nutrien yang penting bagi tubuh, maka konsumsi makanan yang banyak mengandung asam oksalat dalam jumlah besar dapat mengakibatkan defisiensi nutrien, terutama kalsium.

Asam oksalat merupakan asam kuat, sehingga dapat mengiritasi saluran pencernaan, terutama lambung.

Asam oksalat juga berperan dalam pembentukan batu ginjal. Untuk menghindari pengaruh buruk akibat asam oksalat, sebaiknya kita tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung senyawa ini terlalu banyak.

Baca Juga: Bukan ke Aldebaran, ‘Andin’ Kasih Kado Senilai Hampir Rp1 M ke Bang Billy

Banyak yang tidak menyadari kalau tubuhnya sedang digerogoti racun alami. Sebagaimana diberitakan LingkarMadiun.com dalam artikel berjudul “Segera Lakukan ini jika Muncul Jerawat dan Bau Mulut, Itu Tanda Tubuhmu Banyak Racun”, terdapat gejala umum yang nampak, di antaranya sembelit, bau mulut tidak sedap, muncul jerawat, cepat lelah dan lainnya.

Untuk membuang racun alami atau berkadar rendah di dalam tubuh tersebut, dapat dilakukan dengan 4 cara di bawah ini:

1. Konsumsi Air Putih Lebih Banyak

Cobalah untuk mengonsumsi lebih banyak air putih. Karena air putih dapat membantu meminimalisasi atau bahkan menghilangkan racun dalam tubuh.

Baca Juga: RAMALAN Zodiak 17 Januari 2021: Sagitarius Sulit Berkonsentrasi

2. Perbanyak Olahraga

Salah satu cara yang bisa kamu lakukan untuk mengeluarkan racun dari tubuh adalah dengan berkeringat. Tentu saja pilihannya adalah dengan melakukan olahraga.

Karena bertujuan mengeluarkan racun, maka olahraga yang harus kamu lakukan adalah sedikit lebih banyak dibandingkan sebelumnya, agar keringat yang keluar juga lebih banyak.

Baca Juga: Cara Atasi Efek Samping Vaksin Covid-19, di-Save ya…

3. Perbanyak Konsumsi Buah yang Mengandung Serat dan Sayuran

Sudah menjadi rahasia umum bahwa sayur dan buah memiliki kandungan yang baik bagi tubuh. Dan tentu saja dengan mengonsumsi lebih banyak sayur dan buah dalam setiap harinya, dapat membantu mengeluarkan racun dari tubuh.

Agar lebih nikmat bisa membuat jus dari campuran sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung serat dan Vitamin C.

Baca Juga: Marshanda Ingin Nikah Lagi, Ini Sosok yang Dicarinya…

4. Lakukan Puasa

Jarang disadari, saat menjalankan puasa, ternyata kamu juga sedang membersihkan racun dari dalam tubuhmu.

Ketika sedang berpuasa tentunya sudah pasti tidak akan makan dan minum selama beberapa jam dalam sehari. Itulah kesempatan bagi tubuh untuk beristirahat dan melakukan pembersihan di dalam tubuh.***(Yoga Pratama Widiyanto/LingkarMadiun.com)

Editor: Mordiadi

Sumber: Lingkar Madiun BPOM


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah