Bisa Bahaya.! Jangan Gunakan Lagi Sedotan Kertas, Ini Penjelasannya

- 30 Juni 2024, 18:30 WIB
Sedotan kertas. (Pixabay)
Sedotan kertas. (Pixabay) /Pixabay

WARTA SAMBAS - Dunia pernah mengkampanyekan agar kita mengurangi sampah plastik termasuk sampah sedotan yang biasa kita gunakan sehari-hari untuk minuman dingin. Pada akhirnya ada alternatif pengganti plastik yang bisa didaur ulang termasuk sedotan yang terbuat dari bahan dasar kertas.

Namun ternyata, sedotan kertas ini mengandung bahan yang berbahaya bagi manusia karena terdapat bahan kimia yang tidak bisa diurai tubuh, akibatnya akan terjadi penumpukan racun tanpa kita sadari.

Sebuah studi baru di Eropa menemukan bahwa 90% dari sedotan kertas yang dibilang ramah lingkungan ternyata mengandung "bahan kimia abadi", yakni senyawa yang tidak atau hampir tidak bisa diurai sehingga menyebabkan masalah kesehatan.

Baca Juga: Bisa Picu Batu Ginjal, Jangan Berlebihan Konsumsi Sederet Minuman Ini

Kandungan bahan kimia dalam sedotan kertas ini terungkap dari hasil laporan para peneliti internasional dengan jurnal yang telah diterbitkan di Food Additives and Contaminants. Temuan ini kemudian terus diamati dan mendapat perhatian khusus di Amerika.

Bahan kimia dimaksud adalah zat poli dan Perfluoroalkyl Substances (PFAS), yang menurut peneliti hampir tidak bisa diurai tubuh termasuk saat berada di lingkungan hidup manusia. Bermaksud ingin menyelamatkan bumi dari sampah plastik ternyata sama bahayanya menggunakan sedotan kertas ini.

Sebagai informasi, manusia modern tanpa sadar sebenarnya sudah terpapar oleh zat PFAS ini dari kemasan makanan dan kantong plastik. Bahkan penelitian di Amerika Serikat pada tahun 2021 pernah menemukan bahwa PFAS ditemukan pada sedotan minuman nabati.

PFAS banyak dimanfaatkan untuk industri elektronik dan otomotif, termasuk membuat pakaian hingga wajan antilengket. Namun, PFAS berpotensi membahayakan manusia, satwa liar dan lingkungan.

Ilmuwan dari Universitas Antwerp di Belgia, Thimo Groffen, menganalisis dan berpesan kepada kita untuk berhati-hati ketika menggunakan sedotan yang terbuat dari berbagai bahan alternatif selain plastik.

Thimo Groffen dan para peneliti lainnya melakukan pengujian pada 39 merek sedotan berbeda jenis yang terbuat dari kertas, kaca, bambu, baja tahan karat dan plastik, serta menganalisis 29 senyawa PFAS yang berbeda.

Baca Juga: Mau Panjang Umur dan Awet Muda? Begini Bocoran dari Peneliti

Hasil dari pengujian sebesar 69% mengandung PFAS, dengan total 18 PFAS berbeda. PFAS mudah sekali larut dalam air, sehingga ketika kita menggunakan sedotan kertas maka minuman mudah sekali terkontaminasi.

Meskipun dalam konsentrasi yang sangat bervariasi sedotan kertas kemungkinan besar positif mengandung PFAS dan bahan kimia pada 90% dari merek yang mereka ujikan. Namun, PFAS akan tetap berada di dalam tubuh selama bertahun-tahun dan konsentrasinya dapat meningkat seiring berjalannya waktu.

Kandungan PFAS yang berbahaya dan sering terdeteksi ini berupa Perfluorooctanoic Acid (PFOA), sejenis senyawa yang dikaitkan dengan peningkatan kadar kolesterol, penurunan respons imun, kerusakan hati, timbulnya penyakit tiroid, serta kanker ginjal dan testis.

Sebagai informasi tambahan, sedotan bambu tidak lebih baik dari sedotan kertas (PFAS 80%), sedotan plastik (PFAS 75%) sedotan kaca (PFAS 40%) dan yang paling aman adalah sedotan terbuat dari baja (PFAS 0%). Agar aman para peneliti pun menyarankan masyarakat mulai menggunakan sedotan baja atau stainless steel.***

Editor: Y. Dody Luber Anton


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah