Orang Gila dapat Perhatian Khusus dari Mensos Risma

25 Desember 2020, 14:32 WIB
Menteri Sosial Tri Rismaharini. //Instagram //@tri.rismaharini

 

WARTA SAMBAS – Tidak hanya sibuk menyusun rencana bagaimana agar Bantuan Sosial (Bansos) tepat sasaran. Usai dilantik Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) sebagai Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini atau karib disapa Risma juga memerhatikan Orang Gila (Orgil).

Mensos Risma juga akan memerhatikan kelompok sosial lainnya, seperti anak-anak jalanan, seperti yang dilakukannya ketika menjadi Wali Kota Surabaya.

Selain kedua kelompok sosial tersebut, seperti diberitakan Pikiran-Rakyat.com dalam artikel berjudul “Dilantik Jokowi, Mensos Risma Berjanji akan Perhatikan Orang Gila yang Terlantar hingga Anak Jalanan”, Mensos Risma juga menyinggung kelompok yang tidak memiliki rumah (homeless) atau kelompok masyarakat yang tinggal di rumah tidak layak huni.

Baca Juga: Risma Bukan Lagi Wali Kota Surabaya, Ini Penggantinya...

Terkait Orgil, Mensos Risma mengatakan, pemerintah akan memberikan perhatian khusus, sehingga ia membicarakan hal ini kepada Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi.

Risma optimis, programnya untuk memerhatikan kelompok sosial ini sangat bisa dilakukan bila ada efisiensi untuk operasional. "Jadi ini harus dipikirkan makanya tadi kalau kita bisa efisien untuk operasional kita bisa lebih perbantukan untuk bidang yang lainnya," katanya.

Sementara terkait anak jalanan, Risma mengaku sudah melakukannya di Surabaya. Bahkan dia mencontohkan, di kotanya itu, ada anak jalanan yang berhasil belajar di Perguruan Tinggi karena diperhatikan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, di samping memang mereka memiliki kapasitas.

Baca Juga: Mensos Risma akan Ganti Skema BLT dengan Transfer, ICW: Sama-sama Ada Potensi Masalah

Politisi PDIP itu, juga mengatakan kalau dirinya akan memerhatikan anak-anak yang putus sekolah, seperti di Surabaya. "Yang secara usia tidak bisa melanjutkan misalnya ke SMA atau putus sekolah di SMA di SMP atau dia lulus SMA tapi dia tidak bisa melanjutkan ke Perguruan Tinggi karena tidak ada biaya. Nah Itu kita ajarkan itu mereka mempunyai usaha," papar Risma.

Lebih jauh, Risma mengatakan, untuk mengangkat status ekonomi masyarakat yang berpenghasilan rendah bisa dilakukan dengan cara menekan pengeluaran mereka, khususnya di bidang kesehatan dan pendidikan Lagi-lagi, Risma mencontohkan bagaimana Surabaya berhasil menerapkan kebijakan ini.

Baca Juga: Inilah 5 Fakta Realisasi Penyaluran Untuk UMKM, Usai BLT Rp2,4 Juta Cair 100 Persen

Risma mengajarkan mereka usaha supaya pendapatannya lebih besar. "Kami berhasil menangani para ibu-ibu, kami punya program pahlawan ekonomi dulu awal mulai hanya 89 kelompok sekarang ada 18.000 kelompok yang anggotanya 50-100," tutupnya.***(Amir Faisol/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Yuniardi

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler