Telkomsel dan Hutchison 3 Sudah Mulai Berfungsi di Lokasi Gempa Kabupaten Majene, Sulawesi Barat

16 Januari 2021, 12:42 WIB
Bangunan Runtuh, Gempa Sulbar M 6,2 di Kabupaten Maneje dan Sekitarnya /

WARTA SAMBAS – Layanan telekomunikasi di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) yang terganggu akibat gempa, kini sudah mulai normal. Operator Telkomsel dan Hutchison 3 sudah mulai berfungsi kembali.

“Sejauh ini 122 BTS (Base Transciever Station) yang tidak berfungsi. Mudah-mudahan power supply-nya saja. Tetapi kalau ada kerusakan struktural bangunan atau jaringan, memerlukan waktu sedikit lebih lama," kata Johnny G Plate, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), seperti diberitakan JakpusNews.com dalam artikel berjudul “Gempa Sulbar, Layanan Telekomunikasi di Majene Berangsur Normal”, Sabtu 16 Januari 2021.

Menkominfo Johnny menyatakan, saat ini Kementerian Kominfo bersama operator telekomunikasi sedang melakukan pengecekan gangguan. Dari total 651 BTS, diketahui 122 BTS yang terdampak gempa di Kabupaten Majene, Sulbar.

Baca Juga: WhatsApp Tunda Update Kebijakan Privasinya Karena Ini…

Menurut Johnny, setelah diketahui penyebab tidak berfungsinya BTS, maka akan segera ditindaklanjuti sesuai dengan tingkat kerusakan yang terjadi.

Operator telekomunikasi, kata Johnny, juga berupaya memulihkan layanan dengan menyediakan Generator Set (Genset) untuk mengalirkan listrik.

"Jika BTS tersebut hanya mengalami masalah gangguan aliran listrik, maka pihaknya telah menyediakan Genset untuk mengalirkan listrik ke sana. Sehingga, jaringan telekomunikasi yang bisa kembali seperti sediakala," ungkap Johnny.

Baca Juga: LOWONGAN Kerja 2021: PT WIKA Butuh Staf Keuangan (Financial Staff)

Kementerian Kominfo bersama operator telekomunikasi berkomitmen memberikan pelayanan telekomunikasi berkualitas kepada wilayah terdampak gempa di Majene.

"Mengingat, jaringan telekomunikasi faktor vital yang diperlukan dalam penanganan tanggap darurat, pasca gempa yang terjadi. Kita akan melakukan back up telekomunikasi di Majene," tegas Johnny.

Selain itu, pihaknya telah mengirimkan Very-Small-Aperture Terminal (VSAT) ke wilayah terdampak gempa untuk mendukung layanan telekomunikasi yang dibutuhkan dalam masa tanggap darurat.

Baca Juga: LOWONGAN Kerja 2021: PT Paragon Butuh PLDP-Information and Technology

"Untuk mengoptimalkan jaringan telekomunikasi khusus, bagi layanan medis dan layanan tanggap darurat lainnya," jelas Johnny.

Menurut Johnny, layanan telekomunikasi tanggap darurat memiliki peranan penting dalam penanganan gempa di Majene, olehkarenanya Kemen Kominfo lebih mementingkan dukungan jaringan telekomunikasi khusus yang bisa memudahkan tim tanggap darurat di lapangan

Dikutip dari Reuters, gempa dahsyat menewaskan sedikitnya 42 orang dan melukai ratusan lainnya di pulau Sulawesi Barat di Indonesia pada Jumat lalu, membuat beberapa orang terperangkap di bawah reruntuhan.

Baca Juga: Anda Nyeri Punggung Bawah, Ini Penyebab dan Kiat Redakannya

Ribuan penduduk yang ketakutan meninggalkan rumah mereka untuk mencari tempat yang lebih tinggi ketika gempa berkekuatan 6,2 melanda 6 km (4 mil) timur laut kota Majene, pada kedalaman hanya 10 km, sesaat sebelum pukul 01.30 dini hari.

Gempa dan gempa susulan merusak lebih dari 300 rumah dan dua hotel, serta meratakan rumah sakit dan kantor gubernur, di mana pihak berwenang mengatakan kepada bahwa beberapa orang telah terperangkap di bawah reruntuhan.

“Alhamdulillah, untuk saat ini oke, tapi kami baru merasakan gempa susulan lagi,” kata Sukri Efendy, seorang warga berusia 26 tahun di daerah itu.

Baca Juga: Cek Cara dan Syarat untuk Cairkan BSU Guru Madrasah Rp1,8 Juta di simpatika.kemenag.go.id

Sebanyak 42 orang tewas, sebagian besar di Mamuju dan sisanya di kabupaten tetangga Majene. Menurut BPBD setempat, lebih dari 820 orang terluka.

Aktivitas seismik yang meningkat menyebabkan tiga tanah longsor, pasokan listrik terputus, dan jembatan rusak penghubung ke daerah lain seperti Kota Makassar. Hujan deras juga memperburuk kondisi bagi mereka yang mencari perlindungan.

Tidak ada peringatan tsunami yang dikeluarkan tetapi Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Indonesia, Dwikorita Karnawati mengatakan, pada konferensi pers bahwa gempa susulan dapat terjadi, dengan kemungkinan gempa kuat lainnya dapat memicu tsunami.

Baca Juga: Ini Ramalan Shio Ayam Jantan 16 Januari 2021

Setidaknya ada 26 gempa susulan, katanya, dengan gempa Jumat didahului gempa berkekuatan 5,9 pada hari sebelumnya.

Warga Mamuju, Muhammad Ansari Iriyanto  mengatakan, bahwa semua orang panik dan mencari perlindungan di perbukitan dan pegunungan terdekat. “Mamuju sekarang kosong, semua orang pergi ke gunung. Banyak bangunan runtuh dan orang takut tsunami,” katanya.

Warga lainnya, Syahir Muhammad menyampaikan kalau warga yang menjadi korban gempa sangat membutuhkan bantuan. "Hujan dan kami butuh bantuan," katanya.

Video yang dibagikan di media sosial menunjukkan warga melarikan diri ke tempat yang lebih tinggi dengan sepeda motor, dan seorang gadis muda yang terperangkap di bawah reruntuhan ketika orang-orang mencoba memindahkan puing-puing dengan tangan mereka.

Baca Juga: Ingin Dapat Kartu Prakerja Gelombang 12, Berikut Cara dan Syaratnya

Petugas penyelamat menggunakan peralatan memotong dan mengangkat untuk membebaskan korban dan menemukan korban tewas.

Presiden Joko Widodo menyampaikan belasungkawa kepada para korban, berharap masyarakat untuk tetap tenang dan pihak berwenang untuk meningkatkan upaya pencarian.

Para pekerja baru sekarang mencoba memulihkan telekomunikasi dan hubungan jembatan serta memastikan pengiriman tenda, makanan dan persediaan medis, kata juru bicara pemerintah provinsi Sulawesi Barat Safaruddin.

Baca Juga: Ada Penipuan Formulir BLT UMKM, Kemenkop Ingatkan Masyarakat Waspada

Sekitar 15.000 orang telah meninggalkan rumah mereka sejak gempa, dengan pandemi virus corona kemungkinan akan mempersulit distribusi bantuan.

“Ini tentu salah satu yang paling menantang, (bencana) ini adalah salah satu ketakutan kami dan sekarang kami sedang melaksanakan semua perencanaan dan protokol itu,” kata Jan Gelfand, kepala Federasi Palang Merah Internasional di Indonesia.

Seperti diketahui, pada 2018 gempa berkekuatan 6,2 Skala Richter yang menghancurkan dan tsunami berikutnya melanda kota Palu, di Sulawesi, menewaskan ribuan orang.

Gempa berkekuatan 9,1 di bagian utara pulau Sumatera memicu tsunami pada Boxing Day tahun 2004 yang melanda wilayah pesisir Indonesia, Sri Lanka, India, Thailand dan sembilan negara lainnya, menewaskan lebih dari 230.000 orang.***(Arnelia Triwardini/JakpusNews.com)

 

Editor: Mordiadi

Sumber: Jakpus News

Tags

Terkini

Terpopuler