Hari Kartini 21 April: Pahlawan Emansipasi Wanita Indonesia yang Jadi Istri ke-4 Bupati

20 April 2021, 23:27 WIB
Hari Kartini 21 April: Pahlawan Emansipasi Wanita Indonesia yang Jadi Istri ke-4 Bupati /Instagram.com/@historiadasia/

WARTA SAMBAS – Hari Kartini yang diperingati setiap 21 April tentunya untuk mengenang perjuangan Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat atau lebih karib dikenal sebagai RA Kartini, Pahlawan Emansipasi Wanita Indonesia.

Kiprah RA Kartini sebagai tonggak dalam memajukan bangsa Indonesia terutama kaum hawa, tentunya tidak perlu diragukan lagi. Perjuanganya perlu ditularkan ke generasi demi generasi bangsa Indonesia, supaya lahir kartini-kartini masa kini.

RA Kartini merupakan salah seorang pahlawan Indonesia yang lahir di Mayong, Jepara, Jawa Tengah pada 21 April 1879. Hari kelahirannya inilah yang diperingati sebagai Hari Kartini 21 April

Sosok yang terkenal dengan bukunya ‘Habis Gelap Terbitlah Terang’ ini merupakan putri dari Pasangan Suami Istri (Pasutri) Sosrodiningrat dan Ngasirah.

Baca Juga: Ini Kata Pihak Kemendikbud Terkait Hilangnya Pendiri NU di Kamus Sejarah

Sosrodiningrat meruakan Bupati Jepara. Sedangkan Ngasirah merupakan putri guru agama terkenal dari Teluk Awur Jepara, Kyai Haji Modirono.

Melihat dari latarbelakang kedua orangtuanya tersebut, maka RA Kartini selain seorang keturunan Umara, juga keturunan Ulama.

Ayah RA Kartini memiliki dua istri dan Kartini sendiri merupakan anak ke-5 dari 11 saudara kandung dan tiri. Ia merupakan anak perempuan tertua di antara saudara kandungnya.

Karena lahir di tengah keluarga bangsawan, Kartini memiliki gelar RA yang berarti Raden Ajeng. Kemudian setelah menikah, berdasarkan peraturan adat Jawa gelarnya berubah menjadi Raden Ayu.

Lahir di keluarga bangsawan membuat Kartini memiliki kesempatan untuk menempuh pendidikan meskipun masih terbatas.

Kartini diperbolehkan menuntut ilmu di Europese Lagere School (ELS) hingga berusia 12 tahun. Di sekolah ini ia belajar Bahasa Belanda.

Baca Juga: Pendiri NU Hilang di Kamus Sejarah Kemendikbud

Setelah berusia 12 tahun, berdasarkan hukum adat Jawa, Kartini harus tinggal di rumah karena sudah dipingit.

Meskipun begitu, Kartini tetap belajar secara mandiri di rumah dan menulis surat kepada teman-temannya dari Belanda.

Keluarga besar Kartini sebenarnya terkenal suka akan kemajuan. Bisa dilihat dari kakeknya, Bupati Demak Pangeran Ario Tjondronegoro. Namun masih teguh memegang adat dipingit.

Teman-teman Kartini dari Belanda pun sempat berusaha agar pahlawan wanita tersebut tidak dipingit, namun hal itu tidak membuahkan hasil.

Karena belajar dari temannya dari Belanda serta mempelajari berbagai buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa.

Sehingga timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi, karena mereka masih ditempatkan di status sosial kedua setelah pria.

Baca Juga: Pembelajaran Tatap Muka SD dan SMP Selimbau Kapuas Hulu Disetop

Perhatian Kartini tidak hanya mengenai masalah Emansipasi Wanita, namun juga masalah sosial lainnya secara umum, seperti memperoleh kebebasan, otonomi, dan persamaan hukum.

Meskipun telah meninggalkan bangku sekolah, Kartini juga tetap mendapatkan bimbingan dari Marie Ovick-Soer, istri kontrolir Jepang, wakil pegawai administrator kolonial.

Selain itu, dalam surat-surat yang kerap Kartini tulis terungkap keinginannya untuk melanjutkan studi ke Eropa. Keinginan itu pun didukung teman-temannya.

Namun keinginannya tersebut diurungkannya. Kartini melanjutkan studinya ke Betawi sesuai nasihat nyonya Abendanon yang menyebut hal itu terbaik bagi diri dan adiknya.

Namun sayangnya keinginannya untuk melanjutkan studi menjadi guru di Betawi juga pupus pada 1903 saat Kartini berusia 24 tahun.

Pada saat itu Kartini disuruh orangtuanya untuk menikah dengan Bupati Rembang, K.R.M Adipati Ario Singgih Djoyo Adhiningrat yang sudah memiliki 3 istri.

Kartini mau dipoligami, menjadi istri ke-4 Bupati Rembang pada 12 November 1903. Kendati demikian, ia masih bisa meneruskan perjuangannya dengan mendirikan sekolah bagi para wanita pribumi.

Suaminya, K.R.M Adipati Ario Singgih Djoyo Adhiningrat  juga mendukung Kartini untuk mengembangkan ukiran Jepara dan membangun sekolah tersebut serta mendorongnya agar dapat menulis buku.

Dari pernikahannya, Kartini melahirkan seorang anak semata wayang, RM Soesalit pada 13 September 1904. Beberapa hari kemudian, Kartini wafat pada usia 25 tahun pada 17 September 1904, dan dimakamkan di Desa Bulu, kecamatan Bulu, Rembang.

Untuk mengenang kegigihan Kartini, Yayasan Kartini mendirikan ‘Sekolah Kartini’ di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Madiun, Malang, Cirebon, dan daerah lainnya pada 1912.

Setelah Kartini wafat, surat-surat yang pernah dikirimnya ke teman-temannya di Eropa, kemudian dikumpulkan dan dibukukan oleh Mr. J.H. Abendanon dengan judul 'Habis Gelap Terbitlah Terang' (Door Duisternis Tot Licht).

Berikut profil RA Kartini seperti dikutip WartaSambasRaya.com dari PortalJember.com dalam artikel berjudul “Biografi dan Biodata RA Kartini Lengkap, Pahlawan Emansipasi Wanita Indonesia”, Selasa 20 April 2021:

  • Nama lengkap: Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat

  • Nama pendek: RA Kartini

  • Gelar: Raden Ajeng

  • Gelar setelah menikah: Raden Ayu

  • Tempat/Tanggal lahir: Mayong, Jepara, Jawa Tengah/Senin 21 April 1879

  • Wafat: Rembang, Jawa Tengah, 17 September 1904

  • Agama: Islam

  • Kewarganegaraan: Indonesia

  • Suami: K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat

  • Anak: RM Soesalit Djojoadhiningrat

  • Orangtua: Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dan MA Ngasirah

  • Saudara kandung: RM Slamet Sosroningrat, PA Sosrobusono, RA Soelastri, Drs RMP Sosrokartono, RA Roekmini, RA Kardinah, RA Kartinah, RM Muljono, RA Soematri, RM Rawito

  • Pendidikan: ELS (Europese Lagere School)

  • Penghargaan:
    • Gelar Pahlawan Kemerdekaan 2 Mei 1964.
    • Hari lahirnya 21 April diperingati sebagai Hari Kartini.
    • Namanya diabadikan menjadi nama jalan di Belanda seperti di Amsterdam, Venlo, Haarlem, dan Utrecht.

  • Buku: Habis Gelap Terbitlah Terang.***(Woro Auliadana Balkis/PortalJember.com)
Editor: Mordiadi

Sumber: Portal Jember

Tags

Terkini

Terpopuler