Libur Maulid Nabi Muhammad SAW Mundur Sehari, Ma'ruf Amin: untuk Menghindari Hari Kejepit

17 Oktober 2021, 15:01 WIB
Pemerintah memutuskan libur Maulid Nabi Muhammad SAW mundur satu hari karena ingin menghindari hari kejepit. /matponjot/Pixabay

WARTA SAMBAS - Sejatinya libur Maulid Nabi Muhammad SAW 12 Rabiul Awal 1443 Hijriyah bertepatan pada Selasa 19 Oktober 2021 Masehi.

Namun, untuk mengindari hari kejepit, libur Maulid Nabi Muhammad SAW mundur atau digeser satu hari menjadi Rabu 19 Oktober 2021.

Pemerintah mengambil kebijakan ini guna mengantisipasi orang-orang memperpanjang libur Mualid Nabi Muhammad SAW dengan memanfaatkan hari kejepit.

"Sudah beberapakali kita menggeser (libur) untuk menghindari orang memanfaatkan hari kejepit itu," kata Ma'ruf Amin, Wakil Presiden Indonesia, seperti dikutip WARTA SAMBAS dari PMJ News, Minggu 17 Oktober 2021.

Baca Juga: Kemenag Larang Pawai Maulid Nabi Muhammad SAW, Yaqut Cholil: untuk Memberikan Rasa Aman dan Nyaman

Apabila libur Maulid Nabi Muhammad SAW tetap pada Selasa 19 Oktober 2021, maka Senin 18 Oktober 2021 besok akan menjadi hari kejepit.

Bukan mustahil, hari kejepit Senin 18 Oktober 2021 itu dimanfaatkan juga untuk libur. Sehingga durasi lebih menjadi lebih panjang.

Durasi libur yang lebih panjang ini yang diantisipasi, supaya tidak berdampak pada jumlah kasus positif Covid-19 di masyarakat.

"Walaupun memang (kasus Covid-19) sudah rendah, tetapi tetap kita antisipasi (kemungkinan penambahan kasusnya karena libur-red)," ujar Ma'ruf Amin.

Baca Juga: Dipastikan Berlanjut, Wapres Ma'ruf Amin : Kartu Prakerja Akan Dianggarkan hingga 2022

Ia mengambil contoh kasus di India, awalnya sudah rendah sehingga dilakukan pelonggaran-pelonggaran. Demikian pula dengan acara keagamaan.

Akibat pelonggaran itu, kasus positif Covid-19 di India melonjak lagi, bahkan lebih parah dari sebelumnya.

"Kita tidak ingin itu terulang di kita, Indonesia," kata Ma'ruf Amin.

Terpisah, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengungkapkan, hasil riset menunjukkan masyarakat cenderung memanfaatkan hari kejepit untuk memperpanjang hari libur.

"Jadi mengenai penggeseran libur hari besar keagamaan itu memang pertimbangannya semata-mata adalah untuk menghindari masa libur yang panjang," jelas Muhadjir.

Celah di antara hari libur dengan libur reguler itu, tambah dia, ada hari kejepit yaitu hari Senin. Makanya libur itu digeser supaya tidak ada hari kejepit.***

Editor: Mordiadi

Sumber: PMJ News

Tags

Terkini

Terpopuler