Indonesia Butuh Panglima TNI yang Paham Perang Hibrida, Teritorial dan Medsos

- 16 Juni 2021, 20:19 WIB
Indonesia Butuh Panglima TNI yang Paham Perang Hibrida, Teritorial dan Medsos
Indonesia Butuh Panglima TNI yang Paham Perang Hibrida, Teritorial dan Medsos /Tangkap layar YouTube TNI AD

WARTA SAMBAS – Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Marsekal Hadi Tjahjanto memasuki masa pensiun pada November 2021. Kendati masih sekitar lima bulan lagi, pembicaraan tentang penggantinya telah mencuat ke permukaan.

Berbagai kalangan pun mencoba memberikan masukan kepada Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) terkait figur yang tepat untuk menjadi pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto tersebut.

Pengamat Militer dan Intelijen, Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati misalnya. Wanita yang karib dipanggil Nuning ini menilai, Panglima TNI mendatang harus memahami beberapa hal terkait dengan kondisi saat ini dan mendatang.

"Saya melihat bahwa sangat tepat dalam kurun sekarang ini, Panglima TNI dijabat orang yang paham perang hibrida, teknologi informatika, media sosial, dan teritorial," kata Nuning, seperti dikutip WARTA SAMBAS dari ANTARA, Rabu 17 Juni 2021.

Baca Juga: Di Tengah Penumpasan Teroris KKB, Panglima TNI dan Kapolri Berangkat ke Papua

Susaningtyas menyampaikan penilaiannya tersebut setelah mengetahui figur yang memungkinkan untuk menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI.

Panglima TNI merupakan perwira tinggi TNI aktif yang pernah atau masih menjabat Kepala Staf Matra TNI (TNI Angkatan Laut, TNI Angkatan Udara, atau TNI Angkatan Darat).

Dengan ketentuan seperti itu, figur yang masuk Bursa Calon Panglima TNI di antaranya:

  1. Laksamana TNI Yudo Margono, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KASAL). Pria kelahiran 26 November 1965 ini lulus Akdemi TNI Angkatan Laut 1988.
  2. Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, Kepala Staf TNI AU (KASAU. Pria kelahiran 9 April 1966 ini lulusan Akademi TNI Angkatan Udara 1988
  3. Jenderal TNI Andika Perkasa, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD). Pria kelahiran 21 Desember 1964 ini lulusan Akademi Militer 1987.

Menurut Nuning, selain harus memahami perang hibrida, teknologi informatika, Medsos dan teritorial, Calon Panglima TNI juga harus memahami tentang ancaman terorisme dan radikalisme.

Halaman:

Editor: Mordiadi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x