ASI memotret elektabilitas Zulkifli Hasan dalam 2 skema, di antara para Ketum, Zulkifli Hasan menempati posisi ke-4 dengan presentase 4,7 persen.
Elektabilitas itu jauh di atas Airlangga Hartarto yang hanya 2,4 persen, Muhaimin Iskandar 1,6 persen, Ahmad Saikhu 1,5 persen, dan Surya Paloh 1,2 persen.
Kemudian Hary Tanoesoedibjo 1,1 persen, Soeharso Monoarfa 0,9 persen, Anis Matta 0,7 persen, Giring Ganesha 0,3 persen, dan Yusril Ihza Mahendra 0,1 persen.
Sementara posisi puncak diduduki Prabowo Subianto dengan 10.2 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 8,6 persen dan Megawati Soekarnoputri 6,3 persen.
Gambaran ini, kata Ali Rif'an, jelas sekali menempatkan Zulkifli Hasan sebagai tokoh senior di politik yang masih bertaji.
"Padahal tokoh lain tidak kalah rajin promosi, miliki panggung politik, tetapi toh banyak yang masih di bawah Zulkifli Hasan," kata Ali Rif'an.
Skema lainnya, lanjut Ali Rif'an, disandingkan dengan 20 tokoh populer secara umum, Zulkifli Hasan tetap mampu bertahan dengan perolehan 2,8 persen.
Lebih unggul dibandingkan Khofifah Indarparawansa 2,5 persen, Puan Maharani 1,7 persen, Airlangga Hartarto 0,8 persen, dan Muhaimin Iskandar 0,5 persen.
Kalau membandingkan Zulkifli Hasan dengan Prabowo Subianto, Anies Baswedan, menurut Ali Rif'an, tentu tidak adil, karena poros popularitasnya tentu jauh.
"Tetapi perbandingan dengan Puan Maharani, Muhaimin Iskandar dan Airlangga Hartarto, tentu menarik karena ketiganya gencar sosialisasi, dan Zulkifli Hasan memimpin," jelas Ali Rif'an.