Network
WARTA SAMBAS – Ikatan Keluarga Mahasiswa Sambas (Ikmas) Pontianak meminta kinerja Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dievaluasi. Lantaran kurang mensosialisasikan tentang satwa mana saja yang dilindungi. Akibatnya, masyarakat awam seperti Jumardi yang menjadi korban.
“Kami sangat berharap BKSDA mempertimbangkan lagi keputusan yang telah diambil dan lebih memperhatikan sisi kemanusiaan dari Bapak Jumardi,” kata Iqbal Halim, Ketua Ikmas Pontianak dalam keterangan tertulisnya yang diterima redaksi WartaSambas.com, Minggu 28 Febuari 2021.
Jumardi merupakan warga Dusun Tempakung, Desa Tempatan, Kecamatan Sebawi, Kabupaten Sambas. Pria berusia 31 ini ditangkap aparat penegak hukum, karena dituduh menjual Burung Bayan yang dilindungi.
Baca Juga: BKSDA Lakukan Uji Swab Covid-19 Dua Orang Utan Hasil Repatriasi
Ia ditangkap saat hendak melakukan transaksi dengan konsumennya di Tugu Limau, Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas. Ternyata konsumen yang dimaksud merupakan Tim BKSDA Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) yang menyamar.
Tim BKSDA tersebut langsung membawa Jumardi ke Kota Pontianak dan menyerahkannya ke Polda Kalbar untuk menjalani proses hukum, atas tuduhan menjual satwa yang dilindungi.
"Kami selaku mahasiswa tidak setuju atas tindakan yang diambil oleh BKSDA Kalbar atas penangkapan Jumardi dengan dasar tuduhan melakukan transaksi jual beli Burung Bayan, walaupun satwa itu memang dilindungi," ucap Iqbal Halim.
Baca Juga: Mau Uji DNA Satwa Akuatik? Rujuk Aja ke Sini...
Masyarakat awam seperti Jumardi, menurut Iqbal Halim, masih sangat minim pengetahuan tentang satwa-satwa yang dilindungi, termasuk Burung Bayan, lantaran kurang mendapatkan edukasi dari pihak terkait.
