Asal Muasal Virus Corona dari Taring Kelelawar yang Menusuk Tangan Ilmuwan Laboratorium Wuhan?

- 18 Januari 2021, 13:43 WIB
 Ilmuwan menemukan bagaimana kelelawar tahan terhadap virus.*/GETTY IMAGE
Ilmuwan menemukan bagaimana kelelawar tahan terhadap virus.*/GETTY IMAGE /

WARTA SAMBAS – Ketika sedang menginvestigasi asal muasal Virus Corona, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemukan fakta bahwa ilmuwan Laboratorium Wuhan mengaku, tangannya yang mengenakan sarung karet tertusuk taring seperti jarum, ketika mengumpulkan sampel kelelawar di salah satu gua.

Investigasi WHO ini merupakan rentetan dari tindakan penanganan dan penanggulangan pandemi global Covid-19 sejak kali pertama diketahui mulai menyebar dari Wuhan, China.

Dilansir dari Reuters, pada 31 Desember 2019 China memberitahu WHO tentang 27 kasus "pneumonia virus" di Wuhan. Otoritas setempat pun menutup pasar basah di kota keesokan harinya, setelah menemukan penjual atau dealer terinfeksi.

Baca Juga: Terbukti Positif Covid-19, China Larang Dua Anggota Tim WHO Masuk Wuhan

Kemudian pada 11 Januari 2020, China melaporkan pria berusia 61 tahun meninggal karena penyakit virus. Tes laboratorium pendahuluan yang dikutip oleh media pemerintah China menunjukkan jenis virus korona baru.

Pada 20 Januari 2020, China mengonfirmasi penyebaran dari orang ke orang setelah staf medis terinfeksi. Tiga hari berikutnya, otoritas memberlakukan lockdown di Kota Wuhan dan Provinsi Hubei sati jumlah kematian menjadi 18 jiwa.

Keesokan harinya sampai 25 Januari 2020, banyak professional medis dikirim ke Wuhan untuk membantu merawat pasien, saat itu kasus kematian telah mencapai 56 jiwa.

Baca Juga: Waduh…Es Krim Ini Terkontaminasi Virus Corona, Petugas Kesehatan Kalang Kabut Cari Pembelinya…

Di hari yang sama, China pun melarang perdagangan satwa liar setelah virus itu dilacak ke pasar hewan Wuhan. Liburan Tahun Baru Imlek pun diperpanjang untuk pekerja dan lembaga pendidikan.

Pada 4 Febuari 2020, Rumah Sakit (RS) darurat pertama di Wuhan, Huoshenshan yang dibangun dari nol hanya dalam delapan hari, kemudian menerima pasien.

Pada 7 Februari 2020, dokter mata Tiongkok, Li Wenliang (yang telah ditegur karena mengeluarkan peringatan dini tentang wabah Wuhan) meninggal, sehingga memicu duka publik yang luas dan ekspresi kemarahan yang jarang terjadi terhadap pemerintah.

Baca Juga: 2 Varian Virus Corona Baru Ini Lebih Mudah Menular

Selanjutnya pada 16 Februari 2020 atau sepekan berikutnya, 25 Anggota Tim China-WHO memulau kunjungan lapangan selama 9 hari di China.

Tim tersebut tiba di Wuhan pada 22 Februari 2020 untuk mempelajari langkah-langkah pengendalian epidemi dan perawatan medis.

Pada 10 Maret 2020, Presiden China Xi Jinping melakukan kunjungan pertamanya ke Wuhan sejak pandemi. Wuhan menutup terakhir dari 14 rumah sakit darurat.

Pada 18 Maret 2020, Wuhan mencatat nol kasus Covid-19 baru yang dikonfirmasi dan pihak berwenang mulai secara bertahap menarik pekerja medis dari Provinsi Hubei.

Baca Juga: Penyebaran Virus Corona Kian Cepat, Inggris Kembali Buka Rumah Sakit Darurat

Kemudian pada 8 April 2020, Wuhan mulai mengizinkan orang meninggalkan kota untuk pertama kalinya sejak krisis, secara resmi mengakhiri lockdown.

Pada 13 Mei, pihak berwenang di Wuhan meluncurkan kampanye untuk menguji semua warganya setelah sekelompok kasus baru menimbulkan kekhawatiran gelombang kedua infeksi.

Selanjutnya, pada 18 Desember 2020, WHO mengatakan akan mengirimkan tim yang terdiri atas 10 ilmuwan ke Wuhan bulan berikutnya.

Alhasil, 14 Januari 2021, Tim WHO tiba di Wuhan, ketika China meningkatkan upaya untuk menahan kebangkitan infeksi Covid-19 di timur lautnya.

Baca Juga: Kota 'Asal' Virus Corona Pesta Pora Malam Tahun Baru 2021

Saat kedatangannya itulah, Tim WHO mendapati pengakuan mengejutkan dari ilmuwan di Laboratorium Wuhan, China.

Sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com dalam artikel berjudul “Teka-Teki Asal Mula Virus Corona, Pengakuan Mengejutkan Peneliti Laboratorium Wuhan”, Senin 18 Januari 2021, para ilmuwan di Laboratorium Wuhan mengaku digigit saat mengumpulkan sampel di salah satu gua yang menjadi tempat tinggal kelelawar yang membawa virus corona.

Baca Juga: Korea Selatan Terpapar Varian Baru Virus Corona dari Inggris

Seorang peneliti mengatakan, satu taring hewan kelelawar telah menembus sarung tangan karetnya 'seperti jarum'.

Bukan hanya itu, dalam suatu video rekaman yang sempat disiarkan tahun 2017 menunjukkan kegiatan para peneliti di fasilitas rahasia Wuhan.

Staf di dalam fasilitas rahasia Wuhan memperlihatkan bagaimana cara mereka menangani kelelawar tanpa sarung tangan dan mengerjakan 'virus hidup' tanpa masker yang jelas-jelas telah melanggar aturan keamanan Alat Pelindung Diri (APD) yang ketat dari WHO.

Baca Juga: Wanita 30 Tahun di Jepang Terinfeksi Varian Baru Virus Corona dari Afrika

Pengungkapan itu pun menimbulkan pertanyaan lebih lanjut bagi Tim WHO yang saat ini sedang menyelidiki asal-usul Covid-19 setelah berbulan-bulan bertengkar dengan Beijing mengenai akses ke laboratorium Wuhan.

Hingga saat ini publik masih mempertanyakan asal mula wabah virus corona dan banyak pihak yang menganggap Covid-19 berasal dari salah satu laboratorium di China.

Di sisi lain pihak, Amerika Serikat (AS) menunjuk dengan tegas menuduh China telah menghambat penyelidikan di tempat asal pandemi.

Baca Juga: WASPADA!!! Penyebaran Varian Baru Virus Corona Jauh Lebih Kenceng

Meski pada akhirnya Beijing mengizinkan WHO melakukan penyelidikan terkait awal mula pandemi Covid-19 di Wuhan.

AS mengeluh bahwa otoritas China memiliki 'obsesi mematikan dengan kerahasiaan dan kontrol' serta dinilai bersikap sebaliknya dengan memilih untuk 'mencurahkan sumber daya yang sangat besar untuk penipuan dan disinformasi'.

Dikabarkan Daily Mail, sejak awal kemunculan virus corona, banyak pihak yang mencari pasien pertama (patient zero) yang terinfeksi Covid-19.

Baca Juga: Ini Kabar Buruk dari WHO tentang Pandemi Covid-19 pada Tahun 2021

Beberapa waktu lalu, sempat heboh seorang peneliti laboratorium China diyakini sebagai pasien Covid-19 pertama di dunia, namun pihak Beijing seakan menutup-nutupi hal tersebut.

Huang Yanling, yang bekerja di Institut Virologi Wuhan, dinobatkan sebagai Patient Zero dalam suatu laporan online yang dibagikan secara luas di China pada minggu-minggu awal wabah di Februari 2020 lalu.

Pengungkapan itu menciptakan adanya hubungan langsung antara pandemi dan laboratorium di Wuhan yang diduga secara tidak sengaja melepaskan virus saat melakukan eksperimen berbahaya pada virus korona kelelawar.

Baca Juga: Tim Penyelidik Sumber Covid-19 WHO Dipersulit, Dunia Minta China Beri Akses Tanpa Syarat

Namun, laporan itu tidak mengatakan kapan dia tertular virus atau apakah dia selamat. Hal itu juga mendukung keyakinan Departemen Luar Negeri AS jika Huang Yanling adalah orang pertama dari beberapa peneliti di lembaga kontroversial tersebut yang jatuh sakit terkena Covid-19 pada musim gugur 2019 lalu, sebelum China laporkan adanya kasus pandemi.

Tidak lama kemudian, pejabat laboratorium hingga pemerintah China dengan cepat menyangkal laporan yang ramai pada saat itu dan menghapusnya dari internet, mengklaim Huang aman dan sehat di tempat lain di negara tersebut.

Pada bulan yang sama, ketika Huang ditunjuk sebagai Patient Zero, pengguna platform media sosial China, Weibo, yang mengaku sebagai peneliti di Wuhan, menuduh virus tersebut telah bocor dari institut tersebut.

Baca Juga: NGERI…Ini Prediksi WHO tentang Pandemi Covid-19  Tahun 2021

Laboratorium juga dengan tegas membantah tuduhan yang ada dan mengatakan bahwa klaim tersebut berasal dari penipu luar negeri yang menyamar sebagai salah satu peneliti.

Hingga berita ini diturunkan, saat ini pihak WHO masih mencari kebenaran dari asal mula virus corona di laboratorium Wuhan, dan belum memberikan informasi secara jelas terkait perkembangan penyelidikan.***

Editor: Mordiadi

Sumber: REUTERS Pikiran Rakyat Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x