Polisi Lemparkan Gas Air Mata dan Granat Kejut untuk Bubarkan Massa Aksi Protes Kudeta Militer Myanmar

- 7 Maret 2021, 14:29 WIB
Polisi Lemparkan Gas Air Mata dan Granat Kejut untuk Bubarkan Massa Aksi Protes Kudeta Militer Myanmar
Polisi Lemparkan Gas Air Mata dan Granat Kejut untuk Bubarkan Massa Aksi Protes Kudeta Militer Myanmar /Dok. hrw.org

WARTA SAMBAS – Untuk membubarkan massa aksi protes kudeta Militer Myanmar di Yangon pada Sabtu 6 Maret 2021, aparat kepolisian menembakkan gas air mata dan granat kejut.

Tindakan refresif tersebut dilakukan hanya beberapa jam setelah Utusan Khusus Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) meminta Dewan Keamanan untuk mengambil tindakan tegas terhadap Junta Militer Myanmar karena membunuh para demonstran.  

Myanmar telah dilanda kekacauan sejak militer menggulingkan dan menahan pemimpin partai terpilih Aung San Suu Kyi pada 1 Februari 2021 lalu. Berbagai aksi protes dan pemogokan harian telah mencekik bisnis dan melumpuhkan pemerintahan setempat.

Protes sporadis dilakukan di seluruh Myanmar pada Sabtu kemarin. Berdasarkan laporan media lokal, aparat kepolisian menembakkan peluru gas air mata dan granat kejut untuk membubarkan aksi protes di Distrik Sanchaung di Yangon, kota terbesar di negara itu. Tidak ada laporan korban jiwa.

Baca Juga: Viral ‘EVERYTHING WILL BE OKAY’ di Kaos Deng Jia Xi, Korban Tewas dalam Aksi Protes Kudeta Militer Myanmar

Menurut PBB, lebih dari 50 peserta aksi protes tewas sejak kudeta, paling parah pada Rabu kemarin yang menewaskan 38 orang.

Peserta aksi protes menuntut pembebasan Suu Kyi dan penghormatan pada pemilihan November, yang dimenangkan partainya secara telak, tetapi ditolak oleh tentara.

"Berapa banyak lagi yang bisa kita biarkan militer Myanmar lolos?" kata Christine Schraner Burgener, Utusan Khusus PBB pada pertemuan tertutup dari 15 anggota Dewan Keamanan PBB pada Jumat kemarin, menurut salinan pernyataannya yang ditinjau oleh Reuters.

“Sangat penting bahwa dewan ini tegas dan koheren dalam memberi perhatian pada pasukan keamanan dan berdiri teguh dengan rakyat Myanmar, untuk mendukung hasil Pemilu November yang jelas,” tegas Christine Schraner Burgener.

Halaman:

Editor: Mordiadi

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x