Virus Corona Varian Baru Omicron Terdeteksi di Afrika Selatan, Lebih Menakutkan dari Delta

- 28 November 2021, 00:06 WIB
Lagi-lagi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeteksi kemunculan Virus Corona varian baru yang dinamainya dengan Omicron.
Lagi-lagi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeteksi kemunculan Virus Corona varian baru yang dinamainya dengan Omicron. /Pixabay/

 

WARTA SAMBAS - Lagi-lagi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeteksi kemunculan Virus Corona varian baru yang dinamainya dengan Omicron.

Virus Corona varian baru Omicron ini kali pertama terdeteksi di Afrika Selatan. Namun dalam waktu singkat sudah ditemukan di Botswana, Belgia, Hong Kong, dan Israel.

WHO lebih mengkhawatir kecepatan penyebaran Virus Corona varian baru Omicron ini dibandingkan Varian Delta yang telah meluluhlantakan dunia.

Kini seluruh dunia sangat mengkhawatirkan Virus Corona varian baru Omicron ini, karena kecepatan penularannya jauh melebihi Varian Delta.

Dilansir Pikiran-Rakyat.com dalam artikel berjudul "Hal yang Perlu Diketahui dari Omicron, Varian Virus Corona Baru dan Terdeteksi Menyebar Lebih Cepat", Amerika Serikat (AS) sudah membatasa perjalanan ke Afrika Selatan mulai Senin 29 November 2021 untuk mencegah masuknya Virus Corona Varian Omicron ini.

Virus Corona Varian Omicron diketahui mampu menyebar dengan tingkat yang lebih cepat dibandingkan varian-varian sebelumnya.

Varian Omicron menyebabkan peningkatan yang sangat tajam dalam kasus Covid-19 di kota Pretoria.

Kasus varian Omicron juga muncul di Botswana, Belgia, Hong Kong, dan Israel dalam waktu yang relatif singkat.

Baca Juga: Virus Corona Varian Mu Masuk Malaysia, IDI: Indonesia Jangan Tenang-tenang saja

Para ilmuwan masih belum mengetahui penyebabnya, tetapi mereka percaya itu ada hubungannya dengan mutasi Virus Corona.

"Varian ini memiliki sejumlah besar mutasi. Dan mutasi tersebut memiliki beberapa karakteristik yang mengkhawatirkan," kata Dr Maria Van Kerkhove dari Program Darurat Kesehatan WHO.

Omicron memiliki sejumlah mutasi yang diketahui meningkatkan penularan, dan lainnya yang dapat membantu virus menginfeksi sel dengan lebih mudah.

Namun, para ilmuwan mengingatkan bahwa belum ada cukup data untuk mengetahui dengan pasti apakah benar hal itu yang menjadi masalahnya.

Baca Juga: 22 Turunan Virus Corona Varian Delta Teridentifikasi di Indonesia, Paling Banyak di DKI Jakarta

Ada petunjuk dalam gen virus bahwa vaksin mungkin kurang efektif melawannya, dan mungkin ada risiko infeksi ulang yang lebih tinggi.

Direktur National Institutes of Health, Dr Francis Collins mengatakan saat ini tidak ada data yang menunjukkan bahwa Vaksin saat ini tidak akan berfungsi.

Namun tetap saja Omicron mengkhawatirkan, lantaran hasil mutasi sebelumnya diketahui mampu menghindari sistem kekebalan tubuh atau melawan antibodi.

Para peneliti di Afrika Selatan dan di tempat lain saat ini sedang bekerja untuk memahami apakah yang dapat menghindari kekebalan tubuh.

Baca Juga: Virus Corona Varian Lambda Mampu Netralisir Vaksin, Sudah Menyebar di 28 Negara

Mereka mengambil darah dari orang-orang yang telah divaksinasi dan kemudian melihat seberapa baik antibodi dalam darah mereka bekerja melawan Virus Corona Varian Omicron.

Mereka berharap, dalam beberapa pekan ke depan sudah ada lebih banyak data yang dihasilkan.

“Sangat penting bagi kami untuk memiliki pengawasan SARS-CoV-2 yang baik di seluruh dunia, termasuk pengurutan genom yang lebih baik, karena kami ingin dapat mendeteksi virus ini di tempat penyebarannya,” kata Van Kerkhove dari WHO.

Dia mengatakan kelompok penasihat teknis WHO untuk evolusi virus akan meninjau studi baru untuk melihat apakah ada perubahan dalam tingkat keparahan penyakit atau dampak pada diagnostik, terapi atau vaksin.

Menurut Kerkhove, sangat penting untuk melakukan studi tersebut dengan cara yang lebih komprehensif.***

Editor: Mordiadi

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x