Berbicara Dihadapan Perdana Menteri India, Erdogan Bersumpah akan Hadapi Kejahatan Anti Islam

- 14 September 2023, 01:17 WIB
 Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (tengah) berfoto bersama Presiden Palestina Mahmoud Abbas (kiri) dan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh (kanan) dalam pertemuan resmi di Kompleks Kepresidenan di Ankara, Turki pada 26 Juli 2023.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (tengah) berfoto bersama Presiden Palestina Mahmoud Abbas (kiri) dan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh (kanan) dalam pertemuan resmi di Kompleks Kepresidenan di Ankara, Turki pada 26 Juli 2023. /

WARTA SAMBAS - Kepada pemimpin dunia di KTT G20 New Delhi, India, Presiden TurkI Recep Tayyip Erdogan bersumpah bahwa Turki tidak akan tinggal diam terhadap tindakan kejam Islamofobia dan xenofobia.

Pernyataan Erdogan yang disampaikan di depan Perdana Menteri India Narendra Modi, mengatakan tindakan pembakaran Alquran adalah kejahatan rasial yang tidak dapat disangkal dan tidak dapat dibenarkan sebagai bentuk kebebasan berekspresi.

Erdogan menyatakan bahwa adalah tugas negara-negara yang mengizinkan tindakan tersebut untuk segera mengevaluasi dan merevisi Undang-undang mereka yang ada. Sebagaimana diketahui, sentimen anti Islam menguat di India beberapa tahun ini sejak Narendra Modi menjadi Perdana Menteri.

Baca Juga: 35 Orang Tewas dan Ratusan Terluk Terkena Ledakan Bom saat Pertemuan Parpol di Pakistan

Di dalam forum itu, ia juga melakukan percakapan singkat dengan Presiden AS Joe Biden membahas tentang jet tempur F16.

“Kami berbicara sebentar dengan Biden. Kami juga membahas masalah F16,” kata Erdogan dalam konferensi pers yang dikutip TRT.

Ankara meminta jet tempur F16 dan peralatan modernisasi pada Oktober 2021. Kesepakatan senilai 6 miliar dollar AS setara Rp92 triliun tersebut mencakup penjualan 40 jet tempur serta peralatan modernisasi untuk 79 pesawat tempur yang sudah ada dalam inventaris Angkatan Udara Turki.

Departemen Luar Negeri secara informal telah memberi tahu Kongres tentang potensi penjualan tersebut.

Namun, anggota parlemen penting di Capitol Hill telah berjanji untuk membatalkan kesepakatan tersebut karena sejumlah tuntutan, termasuk persetujuan pembelian bergantung pada sikap Ankara terhadap upaya Swedia untuk bergabung dengan NATO.

Halaman:

Editor: Y. Dody Luber Anton

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x