Kadin Kalimantan Barat Resmikan Ekspor 7 Ton Kratom ke India

11 April 2021, 11:15 WIB
Kadin Kalimantan Barat Resmikan Ekspor 7 Ton Kratom ke India/AFP /

WARTA SAMBAS – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kalimantan Barat meresmikan ekspor kratom ke India. Ditandai dengan pengiriman 1 kontainer berisi 7 ton serbuk tanaman dengan nama latin  Mitragyna speciosa tersebut.

Launching pengiriman kratom perdana ke India tersebut selain dihadiri eksportir kratom Rudyzar Zaidar Mochtar, juga disaksikan Sekretaris  Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kalimantan Barat Bulyadi.

Ketua Kadin Kalimantan Barat, Santyoso Tio mengatakan, pihak mendukung para petani lokal yang tergolong dalam Usaha Mikro dan Petani Kecil (UMKM) dan eksportir untuk terus meningkatkan produksi kratom dan mencari pasar seluas-luasnya.

"Tentu kalau volume dan nilainya terus naik, akan memengaruhi ekonomi Kalimantan secara keseluruhan. Multiplier effectnya juga akan kemana-mana, sehingga ekonomi kita bergairah. Apalagi tahun ini ekonomi kita mulai pulih setelah tahun lalu babak belur karena pandemi Covid-19," kata Santyoso Tio, dikutip WartaSambasRaya.com dari ANTARA, Minggu 11 April 2021.

Menurut Santyoso Tio, kratom ini merupakan salah satu komoditas yang mampu menghidupi masyarakat di daerah. "Tanaman ini hidupnya di hutan-hutan, kemudian petani lokal memanennya, dan yang dipanen juga hanya daun, sementara pohonnya tetap lestari dan daunnya tumbuh terus,” katanya.

Baca Juga: Lantik Kadin Kubu Raya, Ketum Kadin Kalimantan Barat Joni Isnaini: Tunjukkan Sikap Patriot

Dengan pola seperti itu, tambah dia, selain sangat membantu petani lokal di Kalimantan Barat dari segi ekonomi, pengusahaan kratom juga tudak merusak lingkungan.

Sementara itu, eksportir kratom, Rudyzar Zaidar Mochtar mengungkapkan, India merupakan negara baru yang menjadi importir kratom asal Kalbar, menyusul negara-negara tujuan lainnya dari Amerika, Eropa dan Asia.

"Permintaan dari India mulai meningkat, dan di sana olahan kratom dilegalkan pemerintahnya dan dijadikan bahan baku untuk minuman kesehatan dan minuman berenergi berskala industri,” kata Rudyzar.

Apa yang dilakukan India tersebut, lanjut dia, tentunya menjadi angin segar bagi Kalimantan Barat untuk meningkatkan produktivitas kratom. Sehingga membawa manfaat bagi bagi para petani. “Kratom di Kalimantan barat ini mayoritas dikelola masyarakat lokal petani lokal,” ungkap Rudyzar.

Tetapi, kata Rudyzar, semakin banyaknya permintaan terhadap kratom, tentunya menuntut peningkatan produksi. Hal ini tentu akan berdampak pada penyesuaian harganya, ditambah lagi pengaruh musim dan cuaca.

“Saat ini harga remahan daun kratom di tingkat lokal tinggal 20 Ribu Rupiah per kilogram atau jauh lebih rendah dibanding tahun-tahun sebelumnya," kata Rudyzar.

Kendati demikian, ia optimis permintaan kratom dari negara luar akan terus meningkat dari waktu ke waktu, lantaran komoditas ini memiliki banyak kegunaan.

Di negara-negara importer, kata Rudyzar, olahan kratom banyak digunakan untuk pembuatan obat penghilang nyeri. Selain itu, tepung kratom ini mereka olah menjadi berbagai macam produk lainnya, seperti kosmetik berupa sabun dan lotion spa.

Dalam olahan lain, lanjut dia, kratom diubah menjadi minuman kesehatan, dan banyak juga yang dimanfaatkan sebagai bahan untuk aroma terapi dan pembuatan dupa atau hio.

Di tempat yang sama, Sekretaris Disperindag Kalimantan Barat, Bulyadi mengatakan, pihaknya mendukung penuh ekspor komoditas kratom. Lantaran komoditas ini bersentuhan langsung dengan ekonomi kerakyatan. Tanaman ini  memang berasal atau endemik dari Kalbar, utamanya Kabupaten Kapuas Hulu.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Barat, kata Bulyadi, terus berupaya agar kratom bisa menjadi andalan baru untuk perekonomian masyarakat. "Bentuk dukungan Pemprov Kalbar, yakni dengan mendorong penelitian terkait manfaat tanaman yang akrab sebagai obat tradisional di masyarakat itu,” katanya.

Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji, kata Bulyadi, menaruh perhatian besar untuk kratom ini. ”Kita ingin ada penelitian komprehensif. Sehingga bisa menjadi dasar bagi kebijakan bagi industri kratom di tingkat nasional, karena melihat potensi dan manfaatnya yang besar bagi ekonomi masyarakat," jelasnya.***

Editor: Mordiadi

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler