Ini 3 Dampak Terburuk Psikologis Korban Pemerkosaan

- 4 Februari 2021, 22:01 WIB
Ilustrasi: pemerkosaan*
Ilustrasi: pemerkosaan* /PMJ News

WARTA SAMBAS - Pemerkosaan merupakan salah satu jenis dari kekerasan seksual. Kekerasan seksual ini dapat memberikan dampak bagi para korbannya, seperti dampak psikologis, fisik, dan emosional.

Apa saja dampak psikologis korban pemerkosaan ini? Mari simak penjelasannya di sini.

1. Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) atau Kelainan Stres Pasca-Traumatik

PTSD, atau yang juga dikenal dengan nama gangguan stres pasca trauma, adalah gangguan kecemasan yang terjadi akibat adanya suatu kejadian yang traumatis. PTSD dapat dialami oleh korban segala jenis trauma termasuk korban kekerasan seksual.

Baca Juga: Penetapan PN, Tersangka Kasus Suap Bansos Mantan Menteri Sosial Juliari Penahanannya Diperpanjang

Korban yang selamat mungkin akan merasakan perasaan stres, takut, cemas, dan gugup yang tidak seperti biasanya – dan ini sangat normal.

Namun, dengan PTSD, perasaan ini menjadi sangat ekstrem. Dalam kasus PTSD, dampak psikologis korban pemerkosaan adalah mereka dapat terus-menerus merasa dalam bahaya, dan membuat sulit berfungsi dalam kehidupan sehari-hari.

Reaksi yang dialami penyintas akan berbeda, namun terdapat tiga gejala utama dari PTSD, yaitu:

Mengalami ulang. Merasa seperti menghidupkan kembali peristiwa tersebut melalui kilas balik, mimpi, atau pikiran yang mengganggu.

Baca Juga: Polisi Musnahkan Ratusan Kilo Narkoba Berbagai Jenis 

Secara sengaja atau tidak sadar mengubah perilaku untuk menghindari skenario yang terkait dengan kejadian atau kehilangan minat pada aktivitas yang biasa dinikmati.
Gairah yang berlebihan. Merasa ‘gelisah’ sepanjang waktu, sulit tidur, mudah terkejut, atau mudah meledak tiba-tiba.

2. Depresi

Depresi dapat dapat menjadi dampak psikologis korban pemerkosaan. Depresi adalah gangguan suasana hati atau mood.

Seseorang dikatakan mengalami depresi ketika perasaan yang terkait dengan kesedihan dan keputusasaan berlanjut untuk jangka waktu yang lama dan mengganggu pola pikir biasa. Hal ini dapat memengaruhi perilaku dan hubungan dengan orang lain.

Baca Juga: Tulisan di Dinar dan Dirham Pasar Muamalah Depok Bikin Tepok Jidat

Depresi dapat memengaruhi siapa pun dari segala usia, jenis kelamin, ras, etnis, atau agama. Wajar jika seseorang yang selamat dari suatu kejadian traumatis memiliki perasaan yang sedih, tidak bahagia, dan putus asa.

Jika perasaan ini bertahan untuk waktu yang lama, itu mungkin merupakan indikator depresi. Depresi bukanlah tanda kelemahan dan itu bukan sesuatu yang diharapkan untuk “disingkirkan”.

Ini adalah kondisi kesehatan mental yang serius, dan orang yang mengalami depresi perlu mendapatkan bantuan profesional agar kualitas hidupnya kembali baik.

3. Kilas Balik

Kilas balik atau flashback adalah ketika ingatan akan trauma masa lalu tertarik kembali, seolah-olah terjadi pada saat ini. Artinya, ada kemungkinan untuk merasakan pengalaman kekerasan seksual terjadi lagi.

Baca Juga: Jajakan Wanita via Aplikasi MiChat ke Lelaki Hidung Belang, Pelaku Terima Komisi Rp150 Ribu

Selama kilas balik, dampak psikologis korban pemerkosaan yaitu mungkin sulit untuk terhubung dengan kenyataan. Bahkan mungkin merasa pelaku hadir secara fisik.

Kilas balik mungkin tampak acak pada awalnya. Mereka dapat dipicu oleh pengalaman yang cukup biasa yang berhubungan dengan indra, seperti bau dari bau seseorang atau nada suara tertentu. Ini adalah respons yang wajar untuk jenis trauma ini.

Selain yang sudah dijelaskan di atas, masih banyak dampak psikologis yang dapat terjadi pada korban pemerkosaan. Dampak psikologis lainnya yang bisa dialami adalah mudah marah, penyangkalan, kesulitan berkonsentrasi, mimpi buruk, sulit tidur, dan yang lainnya.

Dampak-dampak ini dapat berakibat buruk bagi kesehatan korban dan tidak mudah untuk dihadapi korban dan keluarganya. Sehingga bantuan dan dukungan profesional serta orang-orang sekitar sangat dibutuhkan.***

Editor: Yuniardi

Sumber: dokter


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah