Ketua Fraksi PAN Minta GAR ITB Tonton Pidato Din Syamsuddin di PBB

15 Februari 2021, 04:00 WIB
Din Syamsuddin menyatakan dirinya bukan didepak dari MUI melainkan memang menolak masuk struktur. //ANTARA/

WARTA SAMBAS – Persoalan tudingan radikalisme terhadap Din Syamsuddin berbuntut panjang dan menjadi sorotan di kalangan elite partai politik.

Salah satunya datang dari Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay menyayangkan tudingan yang dilakukan Gerakan Anti Radikalisme (GAR) Alumni ITB terhadap Din Syamsuddin.

Menurut Saleh, tuduhan radikal terhadap Din Syamsuddin keliru lantaran tidak memahami makna radikal secara utuh.

"Istilah radikal tidak selamanya buruk. Namun, ketika dilaporkan ke KASN berarti makna radikal itu sendiri menjadi jelek dan buruk," kata dia, Minggu 14 Februari 2021.

Baca Juga: Ini Sanksi Bagi yang Menolak Divaksin Covid-19, Salah Satunya Tak Bisa Terima Bansos 2021

Dikatakan Seleh, sebagaimana dikutip dari pikiran-rakyat.com, Din Syamsuddin merupakan salah satu tokoh besar di Indonesia yang terkenal dengan pandangan yang meneguhkan umat.

Ia juga sosok yang sering membangun dialog lintas agama, lintas peradaban baik di Indonesia maupun di dunia internasional.

"Setahu kami, Pak Din Syamsuddin itu selalu menggelar dialog interfaith, dialog antaragama, serta dialog antarperadaban. Dan beliau itu ikut di dalam organisasi-organisasi interfaith seperti itu bukan hanya di Indonesia, tetapi dunia internasional," ujarnya.

Bahkan kata Saleh, ia juga pernah bicara di PBB terkait dengan bagaimana Indonesia bisa membangun hubungan yang sangat harmonis, kemudian meningkatkan kohesivitas sosial yang didasarkan pada Pancasila dan UUD 1945.

"Semua orang bisa mendengar ceramah beliau di PBB, itu ada di youtube, silakan saja, masih terekam dengan bagus," ucapnya.

Lebih jauh Saleh mengungkapkan bahwa ia mengenal dekat sosok Din Syamsuddin. Ia merupakan salah satu senior di Muhammadiyah dan dosen di UIN Syarif Hidayatullah yang mengajarkan mata kuliah tentang pemikiran Islam kontemporer.

"Nah, pemikiran Islam kontemporer yang diajarkan itu di dalamnya ada toleransi, ada dialog, ada civil society dalam perspektif Islam. Karena itu, saya paham betul bagaimana pemikiran dan gerakan Pak Din Syamsuddin," tuturnya.

Oleh sebab itu kata Saleh, jika Din Syamsuddin melemparkan kritikan kepada pemerintah maka hal itu dilakukan untuk membangun Indonesia.

"Karena, tentu di dalam sistem demokrasi yang kita anut seperti ini harus ada juga kritik yang konteksnya membangun. Saya pastikan Pak Din Syamsuddin tidak ada niat sedikit pun berniat buruk, berniat jahat dan membenci dalam kritiknya itu," ucapnya.

Baca Juga: GAR ITB itu Kumpulan Buzzer yang Cuma Bikin Gaduh, Tokoh Papua: Bubarkan Saja!!!

Sebelumnya, Gerakan Anti Radikalisme Alumni ITB (GAR ITB) melaporkan Din Syamsuddin ke KASN atas dugaan pelanggaran kode etik terkait isu radikalisme.

Dalam surat yang dikirimkan GAR ITB kepada KASN, Din Syamsuddin dinilai melanggar kode etik pegawai negeri sipil (PNS) karena kerap menyerang pemerintah dengan kritik, bahkan tergabung dalam Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang berseberangan dengan pemerintah.

GAR ITB sudah beberapa kali menuai kontroversi dengan mengeluarkan surat pelaporan terkait sejumlah tokoh dan institusi di sekitar ITB, termasuk soal Salman ITB dan Nurhayati Subakati, pendiri Paragon Technology Innovation.*** Muhammad Rizky Pradila/pikiran-rakyat.com

Editor: Suryadi

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler