Penggunaan GeNose C19 di Bulan Puasa, Ini Saran Peneliti UGM

12 April 2021, 19:45 WIB
GeNose C19, alat deteksi Covid-19 berbasis embusan napas karya tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM). /Antara Foto/M Risyal Hidayat/


WARTA SAMBAS - Penggunaan GeNose untuk mendeteksi penyakit Covid-19 melalui embusan napas telah dijadikan salah satu alternatif skrining kesehatan pada berbagai moda transportasi umum selama pandemi.

Juru Bicara Tim Peneliti dan Pengembang GeNose C19 Mohamad Saifudin Hakim memastikan bahwa alat skrining dan diagnostik Covid-19 berbasis embusan napas ini tetap bisa digunakan oleh masyarakat yang sedang menjalankan ibadah puasa.

“Selama bulan Ramadhan GeNose tetap bisa digunakan bagi masyarakat yang memang harus beraktivitas di luar rumah,” kata Saifudin.

Baca Juga: Hanya Daerah Ini yang Boleh Gelar Salat Tarawih Berjemaah pada Malam Bulan Puasa Ramadan 2021

Dalam hal ini, menurutnya bahwa puasa tidak akan menghambat kemampuan deteksi alat ciptaan para peneliti UGM itu.

Karena di luar bulan Ramadhan pun, masyarakat yang hendak menggunakan GeNose diminta berpuasa selama setengah sampai satu jam untuk menjaga kondisi rongga mulut.

“Harus menjaga kondisi rongga mulut dengan menghindari makanan dan minuman terutama yang mempunyai aroma yang kuat supaya hasil tes GeNose membuahkan hasil yang maksimal,” kata Saifudin.

Kendati demikian, khusus bagi masyarakat yang berpuasa, Saifudin mengatakan bahwa uji napas menggunakan alat itu disarankan dilakukan pada pagi hari.

“Lebih baik lagi didahului dengan berkumur atau bisa dilakukan satu jam setelah berbuka puasa,” kata Saifudin, sebagaimana dikutip dari Pikiran-Rakyat.com, Senin 12 April 2021.

Sementara itu, perwakilan dari tim pengembang GeNose, Dian Kesumapramudya Nurputra mengatakan alat pendeteksi Covid-19 dengan GeNose C19 untuk masyarakat yang berpuasa dianjurkan memilih waktu.

Yakni tidak lebih dari enam jam setelah makan sahur. Apabila lebih dari waktu yang dianjurkan tersebut. Dian mengatakan bahwa ada kemungkinan gas asam lambung memengaruhi pembacaan GeNose.

Baca Juga: Jaring Pria Hidung Belang Pakai Facebook, ‘Mami’ Prostitusi Online Berusia 17 Tahun Diringkus Polisi

Namun, berdasarkan hasil penelitian, Dian juga menjelaskan bahwa gas asam lambung bisa memunculkan positif palsu atau positif lemah dari hasil pemeriksaan napas menggunakan GeNose.

Kendati demikian, apabila pengambilan sampel napas terpaksa melebihi waktu enam jam setelah sahur, maka dapat diantisipasi dengan berkumur, menggunakan siwak, atau menyikat gigi terlebih dahulu.

“Sehingga gas dari asam lambung itu bisa ternetralisir,” tutur Dian Kesumapramudya Nurputra.*** Nurul Khadijah / pikiran rakyat

Editor: Suryadi

Sumber: Pikiran-Rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler