Presiden Jokowi: Pindah Ibu Kota adalah Pindah Cara Kerja, Pindah Mindset

29 Januari 2022, 16:04 WIB
Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) Indonesia ke Kalimantan Timur, menurut Presiden Jokowi, bukan sekadar pindah gedung pemerintah. /Twitter/@jokowi

WARTA SAMBAS - Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) Indonesia ke Kalimantan Timur, menurut Presiden Jokowi, bukan sekadar pindah gedung pemerintah.

Presiden Jokowi menegaskan, pemindahan IKN dari Jakarta ke Kalimantan Timur merupakan bentuk transformasi struktural.

Pembangunan IKN di Kalimantan Timur, kata Jokowi, merupakan bagian penting dari transformasi itu.

"Pindah ibu kota adalah pindah cara kerja, pindah mindset dengan berbasis pada ekonomi modern dan membangun kehidupan sosial yang lebih adil dan inklusif," kata Presiden Jokowi, seperti dikutip WARTA SAMBAS dari ANTARA, Sabtu 29 Januari 2022.

Baca Juga: Nusantara Ibu Kota Baru Indonesia, Nama Pilihan Presiden Jokowi

Seperti diketahui, IKN baru di kawasan Sepaku, perbatasan Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur sudah disiapkan sejak 2019.

"IKN akan kita jadikan showcase transformasi baik di bidang lingkungan, cara kerja, basis ekonomi, teknologi dan lain-lain," kata Jokowi.

Termasuk, lanjut Jokowi, tranformasi di bidang kesehatan dan pendidikan yang lebih berkualitas.

IKN baru ini juga transformasi untuk penciptaan tata sosial yang lebih majemuk dan toleran yang menjunjung tinggi etika dan akhlak mulia.

Baca Juga: Edy Mulyadi Sebut Kalimantan Tempat Jin Buang Anak, Maman Abdurrahman Desak Kapolri Bertindak Tegas

"Program IKN dan beberapa transformasi besar ini membutuhkan dukungan semua pihak," kata Jokowi.

Pemerintah, kata Jokowi, saat ini sedang bekerja keras mengawal beberapa transformasi besar.

"Kita sedang melakukan transformasi struktural agar Indonesia semakin kompetitif untuk menghadapi dunia yang hiperkompetisi saat ini," ucap Jokowi.

Salah satu contoh tranformasi struktural yang dilakukan pemerintah, kata Jokowi, hilirisasi bahan mentah.

Baca Juga: Edy Mulyadi Diundang ke Kalimantan, Penasihat Ayuong Dayak Ketungau Tesaet: untuk Menyucikan Mulut Anda

"Bisnis pertambangan, minyak dan gas harus melakukan hilirisasi di dalam negeri untuk memberikan nilai tambah yang besar di negara kita," ucap Jokowi.

Hal tersebut, tambah dia, untuk membuka lapangan kerja, sekaligus menghemat devisa.

Jokowi mengatakan, hilirisasi memberikan nilai tambah besar misalnya hilirisasi nikel yang sudah dilakukan sejak 2015 memberikan kontribusi kepada ekspor dan neraca perdagangan.

Baca Juga: Pakai Jaket Bomber Motif Khas Dayak Sintang, Jokowi Resmikan Bandara Tebelian

Ekspor biji besi pada 2021 mencapai 20,9 Miliar Dolar AS atau sekitar Rp300 Triliun meningkat dari sebelumnya 1,1 Miliar Dolar AS pada 2014 senilai Rp15 Trilun.

"Saya kira sudah tidak zamannya lagi, yang sejak zaman VOC kita selalu mengirim, mengkspor bahan-bahan mentah yang nilai tambahnya dinikmati negara lain," ucap Jokowi.

"Kita sudah membuktikan dengan hilirisasi nilai tambah di dalam negeri itu sangat besar," tegas Jokowi.***

 

Editor: Mordiadi

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler