Mesti Pro-Kontra, Anggota DPR Ajak Dukung Vaksin Nusantara

- 21 Februari 2021, 08:00 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19.
Ilustrasi vaksin Covid-19. /Pixabay/WiR_Pixs/

WARTA SAMBAS - Vaksin Nusantara yang diprakarsai oleh mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto menuai pro-kontra di kalangan para ahli.

Vaksin tersebut kini tengah memasuki uji klinis tahap kedua di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dokter Kariadi Semarang.

Di balik pro-kontra tersebut, Anggota Komisi IX DPR RI Rahmat Handoyo mengajak semua eleman bangsa diminta mendukung, membantu, dan mendorong terwujudnya produksi vaksin COVID-19, Vaksin Nusantara.

Rahmat Handoyo di Jakarta, Sabtu 20 Februari 2021, dikutip dari laman Antara, berharap vaksin buatan dalam negeri secara massal itu secepatnya dapat menghentikan penyebaran pandemi COVID-19.

"Saya mengajak semua pihak, terutama para stakeholder dan para pihak yang mengerti soal pervaksinan dan soal pengendalian COVID-19 untuk senantiasa berpikir positif, termasuk apa pun yang berkaitan dengan penelitian,” katanya.

Ia mengemukakan hal itu menyusul kritik, bahkan pernyataan nyinyir, sejumlah pihak tentang kehadiran Vaksin Nusantara yang saat ini sudah masuk pada tahap uji klinis fase 2.

Baca Juga: Ini Penyebab Feri Terbalik di Dermaga Perigi Piai Kabupaten Sambas Kalimantan Barat

Rahmat mempertanyakan pernyataan sejumlah pihak bahwa keberadaan Vaksin Nusantara mengada-ada, tidak kredibel, bahkan dikatakan hanya akal-akalan para penelitinya. Dengan pernyataan dan narasi seperti itu, membuat bingung masyarakat.

"Penelitian ini melibatkan perguruan tinggi ternama dan sudah masuk dalam list WHO. Tentu kredibilitas seperti Undip, sudah pasti taruhanya bila penelitianyan tidak kredibel," kata Rahmad.

Ia juga mempertanyakan pihak-pihak yang tidak berkompeten di bidangnya memandang kehadiran Vaksin Nusantara dengan dengan cara pikir yang negatif.

"Soal yang menentukan apakah itu abu-abu, soal itu aman tidaknya Vaksin Nusantara bukanlah ranah akademisi. Selain itu, juga yang memgeluarkan persetujuan dan menilai bukan seorang epidimologi," katanya.

Rahmad menyebutkan ada lembaga negara yang diberi tugas konstitusional untuk melakukan kajian dan penilaian serta diberi kewenangan memutuskan layak tidaknya Vaksin Nusantara digunakan untuk rakyat Indonesia.

"Ada tugas negara lewat BPOM yang diamanahkan rakyat bertugas memutuskan layak dan tidaknya setelah menilai melalui uji klinis. BPOM yang menentukan, rakyat dan kita percaya BPOM tidak bisa didikte,” kata Rahmad.


Untuk itu, Rahmad Handoyo meminta kepada semua pihak sebaiknya menyerahkan sepenuhnya kepada institusi negara yang memang dibentuk untuk melakukan kajian dan memutuskannya.

Menurut dia, berjuang bersama tidak harus menemukan vaksin. Namun, berjuang bisa dilakukan dengan membangun narasi yang menyejukkan masyarakat dan itu sudah dapat dikatakan bagian dari bentuk berjuang.

"Jadi, bisa tidaknya efikasi (khasiat) serta aman tidaknya Vaksin Nusantara kita serahkan pada BPOM yang menilai dan memutuskan bila kita. Jangan belum-belum menghakimi," katanya.

Baca Juga: 73 Penumpang dan 15 ABK Selamat dari Insiden Feri Terbalik di Dermaga Perigi Piai Kabupaten Sambas

Ia bahkan meminta jika ada pihak-pihak yang memiliki persoalan dengan para peneliti Vaksin Nusantara untuk tidak keluar dari substansi, lalu dibawa-bawa ke ranah publik.

Terkait dengan Vaksin Nusantara ini, Rahmad Handoyo mengingatkan DPR RI dan pemerintah sepakat untuk mendukung semua penemuan vaksin untuk menghentikan pandemi COVID-19.

Sementara itu, mantan Tenaga Ahli Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Andi, mengajak semua pihak untuk mendukung karya anak bangsa terkait dengan semua penemuan penanganan COVID-19, termasuk kehadiran Vaksin Nusantara.

"Saya mengajak, mari semua pihak mendukung karya anak bangsa agar badai COVID-19 bisa cepat berlalu," ujar Andi.

Menurut dia, ada hal lebih penting daripada sekadar meributkan Vaksin Nusantara yang saat ini pengembangannya diyakini lebih unggul dari vaksin-vaksin impor yang telah beredar selama ini.

"Ketimbang nyinyir, mending membuat karya sendiri. Kalau ada pihak yang mempersoalkannya karya para peneliti Vaksin Nusantara, harus disandingkan dengan karya lain yang serupa (vaksin COVID-19), bukan dengan nyinyir,” ujar Andi.***

Editor: Suryadi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x