Kronologis Paulus Yulius Kollo dan Indra Wibowo Selamat dari Kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182

- 12 Januari 2021, 00:50 WIB
Paulus Yulius Kollo dan Indra Wibowo menunjukkan tiket pesawat Sriwijaya Air SJ 182
Paulus Yulius Kollo dan Indra Wibowo menunjukkan tiket pesawat Sriwijaya Air SJ 182 /Dika Febriawan/Warta Pontianak

WARTA SAMBAS – Tidak sanggup membayar biaya Swab PCR menjadi “berkah” bagi Paulus Yulius Kollo dan Indra Wibowo. Karenanya, kedua pemuda ini selamat dari kecelakaan maut pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak.

Paulus Yulius Kollo merupakan warga Desa Noelbaki, Kecamatan Kupang Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sementara Indra Wibowo asal Aceh.

Ketika ditemui di rumah kerabatnya di Jalan H Rais A Rahman, Kecamatan Pontianak Kota, Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, Paulus Yulius Kollo pun menceritakan bagaimana nasib baik berpihak padanya kala itu.

Baca Juga: Pesan Terakhir Mia Tresetyani Wadu, Pramugari Sriwijaya Air SJ 182 Bikin Mewek

“Saya saat itu bersama Indra berangkat dari Makassar menuju Pontianak dengan transit ke Bandara Suekarno-Hatta menggunakan Sriwijaya Air SJ 589 pada 4 Januari 2020,” cerita Paulus Yohanes Kollo, seperti diberitakan WartaPontianak.com dalam artikel berjudul “Judul: Namanya Ada di Manifest Pesawar Sriwijaya Air SJ 182, Paulus Kollo: Saya Putuskan Naik Kapal”, Senin 11 Januari 2021 malam.

Tiket pesawat ditanggung salah satu perusahan telekomunikasi, tempat Paulus Yulius Kollo dan Indra Wibowo bekerja. Sehingga sampailah keduanya ke Jakarta dari Makassar, Sulawesi Selatan.

Lantaran untuk menuju Pontianak harus menunggu 3 hari, Paul–Paulus Yulius Kollo– harus menginap di rumah rekannya di Jakarta.

Baca Juga: Ngontrak di Bali, Pria Kelahiran Surabaya Ditemukan Tergantung di Plafon Dapur

“Karena dari jadwal keberangkatan tanggal 9 Januari 2021 pukul 7.00 WIB namun ada pemberitahuan dari maskapai keberangkatan dimundurkan pukul 14.30 WIB, dengan nomor penerbangan SJ 182,” jelas Paul.

Sebelum berangkat ke Pontianak, petugas Bandara Soekarno-Hatta mengingatkan Paul dan rekannya untuk melampirkan hasil Swab PCR. Keduanya pun bertolak ke rumah sakit terdekat untuk memenuhi persyaratan tersebut.

“Namun saya kaget melihat harga tes swab yang mencapai Rp2 Juta. Sehingga saya langsung menelepon kantor. Tetapi diarahkan untuk menggunakan kapal, karena biaya swab itu terbilang mahal,” kata Paul.

Baca Juga: Profil Okky Bisma, Korban Pertama Kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182 yang Terindentifikasi

Saat Paul mengecek keberangkatan kapal, ternyata ada keberangkatan sore hari. Sehingga ia bersama rekannya memutuskan untuk menggunakan kapal laut.

“Saya dan Indra langsung booking tiket kapal. Saya ingat nama kapalnya KM Lawit. Selama di perjalanan, tidak ada sinyal sama sekali,” ungkap Paul.

Setibanya di muara, dekat dengan dermaga, Paul pun menerima notifikasi telepon dari orangtuanya di Kupang. Lantaran khawatir, Paul pun menelepon keduaorang tuanya. “Dapat sinyal, saya langsung telepon orangtua, di situ saya dengar bapak saya nangis,” beber Paul.

Ia pun menjelaskan, kalau mereka tidak di pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di Kepulauan Seribu tersebut, karena dari Jakarta berangkat ke Pontianak menggunakan kapal laut.***(Dika Febriawan/WartaPontianak.com)

Editor: Mordiadi

Sumber: Warta Pontianak


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x