Hal itu juga yang membuat 2,08 miliar meter kubik volume air masuk ke DAS Barito di Kalsel yang kapasitas normalnya hanya 238 juta meter kubik.
Baca Juga: Gunung Mas Puncak Dihantam Banjir Bandang, Puluhan Rumah Warga Dipenuhi Lumpur
Akibatnya, sistem drainase tidak mampu mengalirkan air dengan volume yang besar, dengan kondisi daerah banjir berada di pertemuan dua anak sungai.
Selain itu, daerah tersebut juga merupakan wilayah datar dan elevasi rendah. Sehingga menjadi daerah akumulasi air dengan tingkat drainase rendah.
“Kami juga menyoroti bagaimana beda tinggi hulu dan hilir sangat besar. Sehingga suplai air dari hulu dengan volume besar menyebabkan waktu konsentrasi air berlangsung cepat dan menggenangi dataran banjir,” kata Karliansyah.
Baca Juga: Banjir Aceh, 6 Kecamatan di Kabupaten Pidie Terendam Air Setinggi 70 Centimeter
Sementara itu, Direktur Perencanaan dan Evaluasi Pengendalian DAS, KLHK, Saparis Soedarjoto mengatakan, permasalahan lain di lokasi banjir Kalsel saat ini adalah profil wilayah, yang membuat air tidak bisa mengalir dengan baik. "Karena kondisi daerah relatif datar, artinya tidak mudah teraruskan," jelasnya.
Ia juga mengatakan bahwa KLHK terus berusaha melakukan rehabilitasi lahan kritis di kawasan tersebut. Namun demikian, dirinya menyebut curah hujan di atas normal memang menjadi faktor utama penyebab banjir di daerah itu saat ini.***(Pikiran-Rakyat.com)