BMKG Keluarkan Peringatan Gempa dan Tsunami

- 1 Februari 2021, 20:25 WIB
Ilustrasi Tsunami
Ilustrasi Tsunami /Eugen Buzuk/Pexels/

WARTA SAMBAS - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan tentang potensi gempa dan tsunami. Masyarakat pun diminta waspada, tetapi jangan panik. 

"Kita perlu terus mewaspadai potensi multibencana. Tidak hanya hidgrometeorologi, ada potensi gempa bumi dan potensi tsunami," kata Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG, seperti diberitakan JakbarNews.com dalam artikel berjudul "BMKG Sampaikan Potensi Bencana Gempa dan Tsunami, Masyarakat Diminta Waspada Demi Beberapa Hal ini!", Senin 1 Februari 2021.

 

Dwikorita pun mengimbau masyaraka untuk selalu memonitor perkembangan terbaru terkait informasi peringatan dini bencana. Misalnya, prakiraan cuaca ekstrem dan lokasinya. Supaya masyarakat bisa mempersiapkan diri terkait potensi bencana tersebut. 

Baca Juga: Mubassir, Koruptor Buron Tertangkap di Tenda Pengungsian Korban Gempa Mamuju

"Gunanya agar kita bisa menyesuaikan diri, mengatur kegiatan kita atau menghindari tempat-tempat yang sudah terprediksi, karena setiap peringatan dini itu manfaatnya agar kita bisa mengatur rencana dan kegiatan. Cara untuk tidak panik seperti itu," jelas Dwikorita.

Ia juga berharap masyarakat segera melakukan tindakan antisipasi dengan mencari tempat yang lebih tinggi. Kemudian bagi yang tinggal di lokasi rawan bangunan runtuh, juga perlu berhati-hati.

"Misalnya ada hotel di tepi pantai rawan tsunami kita harus waspada ada tsunami ada peringatan dini kita harus segera memonitor agar segera naik ke lantai yang lebih tinggi," jelas Dwikorita.

Baca Juga: Kepulauan Talaud Diguncang Gempa Tektonik Magnitudo 7,1

BMKG juga meminta masyarakat beradaptasi dan mitigasi terkait peringatan dini yang diberikan, seperti menyesuaikan kondisi iklim terutama dalam kepentingan mengirimkan logistik, melakukan penangkapan ikan, cocok tanam, kegiatan pembangunan infrastruktur.

Sebelumnya, BMKG menyebut potensi banjir di Indonesia akan meningkat di awal tahun 2021, tepatnya di bulan Januari hingga Maret.

Hal tersebut diprakirakan sesuai dengan prediksi curah hujan yang bakal meningkat berkisar antara 200 sampai 500 milimiter per bulan.

Baca Juga: 5.080 Vial Vaksin Covid-19 Rusak Akibat Gempa Sulbar

Dwikorita mengatakan, bahwa curah hujan kali ini cenderung lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Ini akan mengakibatkan banjir di Jawa Barat, Aceh, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Papua.

Selain itu, berdasarkan hasil pemantauan perkembangan musim hujan hingga menjelang akhir Desember 2020, menunjukkan bahwa 85 persen zona musim (ZOM) di wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan.

"Musim hujan tahun 2020/2021 diwarnai oleh latarbelakang fenomena iklim global La Nina yang terjadi sejak awal Oktober 2020. Diprediksi hingga Mei 2021 dengan intensitas La Nina Moderat menjadi La Nina Lemah pada Maret 2021," jelas Dwikorita.

Baca Juga: Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika Diterjang Banjir, BPBD: Sepinggang Orang Dewasa

Dari analisis dinamika atmosfer dan prakiraan curah hujan bulanan, lanjut dia, kondisi musim hujan hingga Maret 2021 diprediksi akan bersifat normal sampai atas normal atau cenderung lebih basah dari biasanya dibandingkan dengan musim hujan tahun lalu. ***(Christhoper Natanael Raja/JakbarNews.com)

Editor: Mordiadi

Sumber: Jakbar News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah