WARTA SAMBAS – Demo massa yang menentang kudeta Aung San Suu Kyi oleh militer Myanmar makin memanas.
Massa dilaporkan makin marah ke junta karena aksi penculikan yang dilakukan ke banyak aktivis pro Suu Kyi.
Aksi sudah berjalan delapan hari berturut-turut. Walaupun dibalas dengan tindakan represi pemerintahan junta militer, rakyat Myanmar tetap turun ke jalan untuk mendesak pembebasan Aung San Suu Kyi.
Jumat 12 Februari 2021 kemarin menjadi puncak gelombang demonstrasi rakyat Myanmar yang menolak kudeta militer. Bahkan, unjuk rasa tersebut dianggap yang terbesar sepanjang sejarah Myanmar.
Baca Juga: Polisi Periksa Belasan Perusahaan Terkait Dugaan Korupsi Pengadaan Ikan Arwana di Kapuas Hulu
Keesokan harinya, ribuan pengunjuk rasa masih terus menggelorakan demonstrasi di pusat ekonomi Myanmar, Yangon, ketika ribuan pendemo lainnya mengambil alih jalanan ibu kota Myanmar, Naypidaw dan beberapa kota lain di Myanmar.
"Berhenti menculik di malam hari!" seru para pendemo melalui papan-papan demonstrasi yang mereka bawa, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters, Sabtu 13 Februari 2021
Selama beberapa hari terakhir, pemerintah junta militer Myanmar memang gencar menangkapi rakyat Myanmar yang anti terhadap kudeta militer.
Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat 12 Februari 2021 mengatakan setidaknya ada 350 orang yang ditahan oleh pemerintah junta militer Myanmar.