Network
WARTA SAMBAS – Sepanjang 2020, tercatat 133 perkara istri meminta cerai suaminya atau gugat cerai di Mahkamah Syariah Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), lebih banyak dari tahun sebelumnya 130 perkara. Sementara di awal 2021 ini tercatat 16 perkara.
Ketua Mahkamah Syariah (MS) Abdya, Amrin Salim di Blangpidie mengatakan, banyak perkara istri meminta cerai ini disebabkan beberapa faktor yang menyebabkan rumah tangga mereka kisru
Di antaranya penyebabnya, ungkap Amrin, faktor ekonomi keluarga dan hadirnya orang ketiga (perselingkuhan). “Tetapi yang banyak itu karena faktor ekonomi, lebih-lebih pada masa pendemi Covid-19,” katanya, dikutip WartaSambasRaya.com dari ANTARA, Kamis 18 Februari 2021.
Sementara itu, lanjut Amrin, perkara talak atau suami yang menceraikan istrinya yang ditangani Mahkamah Syariah pada 2019 terdiri atas 39 perkara. Kemudian meningkat lagi pada tahun 2020 menjadi 44 perkara.
Baca Juga: Pembunuhan di Pontianak Gara-gara Pihak Keluarga Istri Pelaku Minta Mereka Cerai
“Tahun 2021 ini tinggi juga angkanya, di mana jumlah perkara perceraian suami-istri yang sudah terdaftar di Mahkamah Syariah Abdya 35 perkara, yaitu sembilan perkara cerai talak dan 16 perkara cerai gugat," jelas Amrin.
Ia berharap, seluruh masyarakat Abdya khususnya kepala keluarga agar terus belajar hukum agama dan tatacara berumah tangga. Sehingga ke depan, angka perceraian dapat diminimalisir.
"Kita yakin, masih banyak perkara perceraian diluar sana yang belum terdaftar. Mungkin bisa jadi angkanya lebih besar. Oleh sebab itu. kita berharap semua pihak ikut andil dalam memberikan penyuluhan terkait perkara ini," tutup Amrin.***
